Rabu, 16 Desember 2020

Ketuban Pecah DiniBedrest Dua Minggu

 

Kehamilan yang bahagia adalah dambaan setiap Ibu hamil. Tapi jatuh bangun yang terjadi di kehamilan kedua saya membuat saya jauh dari kata bahagia. Ada saja masalah yang mengganggu fikiran, dari masalah hubungan sampai masalah drama asisten rumah tangga. 

Momen kehamilan tersebut tidak akan pernah terlupakan. Jujur, kehamilan kedua ini tidak  terencanakan, karena si sulung baru berusia 1.5 tahun. Baru saja saya belajar menjadi Istri dan Ibu, tiba-tiba saya akan menjadi Ibu dari dua anak. Sungguh saya bingung dan stres.

Setelah melewati fase dimana saya tidak terima dengan kehamilan ini, saya memilih untuk selalu berpikir positif dan lebih mempelajari lagi tentang melahirkan yang minim trauma atau biasa disebut Gentle Birth.

Melahirkan anak pertama terdahulu, saya masih sangat minim ilmu, saya terjebak untuk melahirkan secara operasi caesar, dengan masalah serupa, yaitu ketuban pecah dini diusia kandungan yang memang sudah cukup. Tapi dengan pengalaman tersebut, menyisakan trauma berarti karena pemulihan yang sangat lama dan sakit sekali.

Saya bertekad untuk melahirkan secara normal atau popular dengan nama Vaginal Birth After Caesarian(VBAC). Banyak upaya yang saya lakukan. Membaca artikel-artikel seputar kehamilan dari https://id.theasianparent.com/ , menimba ilmu dari para ahli, berolah raga (prenatal gentle yoga), mencari dokter atau bidan yang terbaik, dan tidak lupa utamakan berdoa.

Semua usaha tersebut runtuh ketika ketuban saya pecah dini atau disingkat KPD. Hingga detik dimana ketuban saya pecah, saya masih ingin mengusahakan supaya saya tidak lagi berada di kamar operasi dengan tetap mencari info seputar KPD, walaupun ini bukan pertama kali saya hadapi. Saya membaca di artikel The AsiantParent dan membayangkan melahirkan dengan indah dan terus berdoa agar usaha-usaha saya membuahkan hasil.

Cerita berawal dari bulan ke tujuh kehamilan, saya sudah kedatangan Asisten Rumah Tangga(ART) baru untuk mambantu saya, tapi tidak sampai satu bulan ART minta pulang. Lalu memasuki usia kehamilan 8 bulan, masalah besar datang dan tiba-tiba saya mengalami pecah ketuban, padahal usia kandungan baru 33 minggu dan berat janin baru 2.2 kilogam. 

Beruntung, pecah ketuban yang saya alami terjadi saat saya sedang mengantri dokter kandungan di sebuah klinik bidan. Dokter pun bergegas merujuk saya ke salah satu rumah sakit besar di Jakarta Pusat yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal kami di Jakarta Timur, khawatir saya harus melahirkan dan bayi yang saya kandung belum matang dan butuh NICU. 

Klinik bidan tersebut merekomendasikan seorang dokter fetomaternal dan tetap mendampingi saya hingga masuk ke IGD. Bersyukur, bidan dan dokter tersebut selalu membuat kami tenang dan memberikan kabar baik. Bahwa saya tidak harus melahirkan saat itu juga dan masih bisa mempertahankan kehamilan dengan syarat saya harus bedrest total. 

Kenapa saya masih bisa mempertahankan kehamilan saya? Ternyata ketuban saya sangat banyak dan pecah ketuban yang saya alam itu hanya merembes. Padahal yang terjadi, celana saya sudah basah kuyup tapi hasilnya tidak ada kebocoran signifikan, semua masih normal dan baik-baik saja. 
Tidak lama saya dirawat di Rumah Sakit, saya pulang dan menjalani bedrest, minum obat dan harus terus minum air mineral supaya ketuban saya bisa selalu normal atau seimbang. 

Saya juga mencari tahu air mineral apa yang bagus untuk air ketuban saya, percaya atau tidak, saya mengonsumsi air mineral dengan pH tinggi, walaupun kata dokter sama saja, tapi saya percaya, itu membuat ketuban saya selalu setabil, asalkan saya tidak banyak bergerak yang akan mengakibatkan ketuban saya akan rembes lagi. 

Hari-hari bedrest saya lalui dengan tidak nyaman. Si sulung tantrum hebat karena melihat saya hanya berbaring, padahal kami biasa melakukan kegiatan bersama-sama seharian. Ia sempat sakit dan membuat saya dilema, apa semestinya saya melahirkan segera dan kembali bermain bersamanya, sedangkan targetnya, saya bisa mempertahankan hingga 37 minggu atau setidaknya satu bulan hingga bisa melahirkan secara normal. 

Dokter pun menyuruh saya untuk rajin kontrol setidaknya seminggu sekali. Tapi, mempertahankan sebulan itu tidak mudah. Terkadang ketuban saya masih rembes karena saya harus bergerak. 
Bedrest dengan kodisi KPD itu badan pegal-pegal, harus sering ganti baju karena basah, tidur dialasi perlak, tidak bisa buang air kecil di kamar mandi jadi harus memakai pospak, apalagi jika sedang kontrol ke dokter.

Akhirnya kami menyerah di 35 minggu kehamilan, terhitung sudah dua minggu saya bedrest dengan kondisi keluarga sudah kerepotan. Pikiran suami terpecah, antara pekerjaan, keadaan saya dan si sulung. Badan saya sudah sakit tidak karuan lama-lama saya menyerah. Si sulung juga menjadi bahan pertimbangan terberat kami untuk melahirkan segera.

Minggu ke 35 tersebut saya berangkat ke Rumah Sakit untuk konsultasi ke dokter agar dijadwalkan operasi jika berat janin sudah cukup bagus. Dokter sangat kooperatif dan memastikan bahwa bayi kami sekarang sudah jauh lebih baik daripada 2 minggu lalu. Saya sudah melakukan beberapa kali penyuntikan pemantangkan paru si bayi. Rasanya tidak enak, Bun! Seperti kesemutan sebadan, untungnya hanya beberapa menit. 

Saat kontrol tersebut beratnya  sudah di angka 2.7 kilogram. Operasi akan dilakukan empat hari setelahnya, itu berati masih ada waktu memaksimalkan keadaan janin,Walaupun sedih dan sempat menangis ketika kembali ke ruang operasi, kami tetap bersyukur, anak kedua kami lahir seberat 2.99 kg dan matang sempurna tidak seperti yang kami bayangkan sebelumnya. Usaha kami tidak sia-sia, kini Ia sudah berusia 13 bulan. 

Semua pengalaman ini bisa menjadi pelajaran agar segala hal di rumah tangga harus dikomunikasikan bersama. Jangan sampai seorang Istri atau Ibu  berjuang sendiri tanpa support system. Hal paling penting adalah anak lahir dengan sehat, Ibu melahirkan dengan selamat dan bahagia menyambut buah hatinya dan jangan sampai menyesal dikemudian hari.  




Rabu, 06 Mei 2020

5 Kesalahan Saya Dalam Menjadi Ibu

 Jeng jeng jeng.. 

*zoom in*

Ibu 2 anak mau pengakuan dosa. Dosa yang mungkin beberapa Ibu merasa, IHH PARAH BANGET LO, atau ada yang merasa, YEE BIASA AJA KALIIKK AHH, GUE LEBIH PARAH KOK. wkwkkwk

Ini pure IMHO aja ya, bukan berarti saya merasa punya standart tertentu, hanya saja, setelah (baru) 3 tahun Menjadi Ibu, saya merasa saya tidak becus.

1. Lalai dalam MASAK dan MPASI

MPASI anak pertama saya terbilang GAGAL TOTAL karena dia GTM. Saya terlalu percaya diri karena berat badannya sudah over alias kegendutan. Saya tidak terlalu mengatur pola makannya. Jika dalam sehari anak saya tidak mau makan MPASI, maka saya santai Dan tidak pernah memaksakan. 

2. Tidak Menjadi Diri Sendiri

Saya pernah tergabung dalam sebuah grup Ibu-ibu di awal Saya Menjadi seorang Ibu. Menurut Saya, lingkaran Ibu-ibu yang Saya ikuti, terlalu banyak persaingan Dan itu jadi membuat Saya kecil hati. Namun, ketika anak saya sudah mau menginjak usia 2 tahun, saya keluar Dan merasa sangat lebih baik, karena tidak lagi memiliki acuan tertentu atau melihat perkembangan anak lain. Saya hanya fokus terhadap perkembangan anak saya saja, dan disitu saya semakin percaya diri menjadi Ibu. 

3. Berkomentar Tentang Ibu-ibu lain

Saya merasa anak Saya tidak memiliki masalah tumbuh kembang seperti beberapa anak lain, disitu mungkin Saya merasa jumawa Dan berkomentar yang tidak enak kepada Ibu lain, padahal setelah itu Saya jadi sangat menyesal. Sekarang Saya selalu berpikir bahwa setiap anak itu pintar Dan memiliki keistimewaan termasuk anak-anak Saya. 

4. Tidak Menjadi Ibu Rumah Tangga Yang Produktif

Terkadang Saya menyesal, kenapa waktu anak pertama, Saya sok "hemat" Dengan tidak memakai jasa ART. Padahal, kalau saya punya ART, Saya bisa fokus untuk membersamai tumbuh kembang anak dan lebih banyak mengajarkan dia sensory dan berbagai macam hal. Tapi Ada baik nya jika Saya tidak terlalu bergantung dengan ART, karena sekarang Saya bisa mengurus 2 anak sendirian. 

5. Mengenalkan Anak Pada Later Gadget Terlalu Dini.

Gadget termasuk juga televisi, dulu Kio sudah menonton baby TV sejak bayi, Ia banyak mendengar bahasa inggris yang bukan bahasa Ibu, apalagi ayahnya juga ikut mengajarkan bahasa daerahnya, akhirnya Kio bingung bahasa dan baru bisa berbicara banyak ketika usia diatas 2 tahun saat Ia sudah memiliki adik. 

Sepertinya banyak lagi kesalahan yang Saya buat, namanya juga belajar ya jadi Ibu dan semoga bisa menjadi pembelajaran untuk membesarkan adik nya Kio nanti. 

Optimis, Tuhan Pasti Menolong Umatnya

 Terjarang banget suami duduk bareng terlebih buat berbincang santai, apalagi saat pandemik ini, wajah beliau kenceng terus. Palingan duduk bareng kalau di mobil sebelahan karena beliau lebih suka "me time'. Siapa juga yang tidak stress dengan keadaan seperti ini. Kantor beliau juga terdampak krisis, penjualan produk dimana-mana kesulitan, karena yang laku saat ini hanya kebutuhan pokok dan medis.


Saya yang biasanya menyukai social media, sekarang muak dan memilih untuk mengisi waktu membersamai anak-anak. Pak suami duduk dan menanyakan tentang biaya sekolah Kio apakah masih terjangkau jika kami hanya bisa mengandalkan gaji bulanan suami yang juga punya cicilan bulanan. Tentu, saya tahu diri, memilih sekolah yang memang sesuai kantong, bukan hanya buat gengsi tapi memang prioritas untuk kenyamanan dan pendidikan anak. Kalau difikir, saya kan tidak pakai jasa ART menginap, jadi menurut saya masih ada sedikit budget untuk mengalokasikan dananya ke pendidikan. Beruntungnya suami percaya dengan pilihan istrinya yang juga masih mencari sekolah yang pas. 

Lalu suami berujar untuk bisa berhemat atau memininalisir pengeluaran dan disini saya bingung. LOL. Diantara kebimbangan atau ketidak jelasan ini, pikiran ibu-ibu seperti saya yang minim pengetahuan ini selalu ada secercah rasa OPTIMIS.. 

OPTIMIS untuk negara dan dunia ini kembali bangkit karena saya percaya kuasa gusti ALLAH. Semua yang di dunia ini milik NYA, kita hanya bisa pasrah dan selalu positive thinking bahwa TUHAN TIDAK AKAN MEMBERI COBAAN MELAMPUI BATAS KEMAMPUAN UMATNYA. Walaupun ilmu saya cetek, Saya percaya Tuhan tidak tidur dan pasti akan menolong. 

OPTIMIS semua akan kembali pulih segera. Kio bisa sekolah tahun ajaran besok. Optimis pekerjaan suami dan semua sektor usaha akan kembali baik, OPTIMIS semua orang akan kembali sehat sehat and this too shall pass.. 



Rabu, 15 April 2020

Sebuah Curhatan Di Masa Pandemik

 

Hari ini adalah hari ke 33 saya di rumah saja self quarantine di masa pandemik COVID-19. Perasaan campur aduk menyelimuti saya setiap hari. Ada banyak rencana di tahun 2020 ini. Tahun kedua saya menjalani sebagai Ibu 2 anak tanpa asisten. Baiknya, Kio menjadi anak yang dewasa, punya adik, termasuk tidak banyak rewel untuk minta keluar rumah. Ia sudah tau tentang virus yang ada di luar sana. Sesekali jika ayahnya di rumah, Ia minta keliling hanya untuk sekedar putar-putar lalu drive thru makanan cepat saji.

Pagi hari, tidak lagi sama, tidak lagi ada rencana untuk hari ini akan apa dan bagaimana, dimana jika jenuh datang, kami sekeluarga bisa pergi ketempat piknik untuk menghirup udara segar atau sekedar makan bersama di sebuah restaurant. Ketika lelah datang, Saya kerap datang kerumah Ibu untuk meminta bantuan, sebentar bisa beristirahat dengan rutinitas yang itu-itu saja. Tidak lagi ada hasrat dan rencana untuk kami dan anak-anak sampai pandemik ini berakhir.
Kio yang rencananya akan saya sekolahkan di tahun ajaran besok, saya jadwalkan untuk trial sekolah di bulan April ini, sebelum bulan ramadhan tiba. Tapi minggu depan ramadhan akan datang, semua sekolah tutup dan pandemik ini entah sampai kapan, lalu apakah Kio akan tetap sekolah di tahun ini? Kami belum tahu. 

Hari dimana tidak ada pandemik saja, rasa bosan kerap datang. Lelah pasti, tapi selalu ada hasrat dan keinginan, hal apa yang bisa saya lakukan untuk mengisi kekosongan otak saya yang tetiba bisa freeze karena rutinitas yang itu-itu saja setiap harinya.

Di pandemik ini saya kerap menangis, menangis karena tiba-tiba tidak enak badan, ketakutan karena jika saya sakit, siapa yang akan mengurus kedua anak saya. Bahkan, jauh dari Ibu saya, tidak akan ada yang bisa merawat saya sakit. Naudzhubillahminzalik. Berikan kami sekeluarga sehat-sehat ya allah.

Dibalik kepenatan ini, saya tak lantas terpuruk, berbincang di chat dengan beberapa sahabat, cukup membuat saya kembali tersenyum. membahas issue yang sekarang beredar. Memberi sedikit kebahagiaan pada si kecil dengan membelikan mainan untuk membayar kebosanannya. Berbelanja sedikit kebutuhan seperti kopi, cemilan, bahkan daster baru dan gelas kaca cantik untuk menemani hari-hari yang menjenuhkan.

Sesekali, saya kirimkan sedikit makanan untuk teman dekat saya, anggap saja sebuah traktiran karena menemani di kejenuhan saya.  memberikan sedikit tip untuk ojek online yang kerap menerima orderan saya, atau membantu para pedagang yang lewat depan rumah dengan membeli dan memberikan uang kelebihannya. Sederhana namun hanya itu yang saya bisa lakukan dan membuat saya bahagia.

Perasaan rindu yang sangat besar dengan Ibu yang hanya berjarak 7 km hanya saya tebus dengan doa, doa agar saya segera bisa bertemu dengan beliau, orang yang selalu mendengarkan segala keluh kesah saya dan mengajarkan saya untuk selalu berserah sama Allah.

Hidup saya bukanlah hidup yang berat, mungkin bahkan ada orang-orang yang menginginkan hidup seperti saya. Ada pelajaran besar di masa pandemik ini, mereka yang menanyakan kabar dan sedikit berbincang adalah mereka yang betul-betul peduli dengan saya dan saya tidak akan menyianyiakan mereka. Tapi jika sebuah kesalahan saya yang dilihat besar dan berlebihan bagi orang dan itu membuat mereka tidak menyukai saya, maka itu bukan lagi urusan saya, yang saya pertanggung jawabkan di akhirat nanti adalah bagaimana sikap saya terhadap orang kain, dan saya merasa sudah memberikan apa yang saya bisa dengan segala keterbatasan saya. Apa yang mereka anggap tidak suka dengan saya, biarlah urusan mereka dengan Allah.

Mengisi kekosongan ilmu, saya kerap mengikuti kajian online sebagai ikhtiar saya menjadi manuasia yang lebih baik, terlebih saya adalah ibu. Jadi ketika orang lain tidak menyukai saya, hanya Allah yang berhak menilai saya. Semoga Saya bisa menjadi manusia yang lebih baik ketika pandemik ini berakhir. Aamin 


Sabtu, 14 Maret 2020

Preschool di Galaxy Bekasi, Kids Republic, Kidea, Little Avery

 

Tiga nama sekolah preschool di galaxy ini memiliki kesamaan dalam metode Montessori nya. Dari segi biaya cukup bersaing, namun saya yakin sama bagusnya dari segi facilitas Montessori, hal ini bisa terlihat di Instagram mereka yang cukup jelas. Kenapa saya katakan dari Instagram? Karena ketika saya visit, saya menjaga privacy sekolah dengan tidak mengambil dokumentasi berlebihan. 

Sejauh ini saya tertarik dengan Kids Republic, sebuah TK Montessori yang memiliki sekolah pusat di Cipinang Jakarta Timur. Di Cipinang sendiri memiliki fasilitas yang bagus dan biaya sekolahnya menurut saya cukup mahal. Tapi untuk di galaxy ini, masih menggunakan bangunan ruko, jadi masih tergolong sedang. 

Ekstrakulikulernya sendiri ada banyak, salah satunya renang, dan murid Kids Republic galaxy, sebulan sekali renang di sekolah pusat. 

Dengan SPP Rp. 1.550rb dan uang masuk sekitar 11 juta belum termasuk SPP, merupakan harga yang masih reasonable dengan jam sekolah setiap hari, Senin-Jumat pukul 08.30-12.00. Sayangnya quota nya terbatas dan masih waiting list. 

Pilihan lain adalah Kidea. Sekolah Montessori yang juga memiliki cabang dimana-mana. Memiliki gedung sendiri dan beberapa ekstrakulikuler, termasuk renang. Kalau untuk Kidea galaxy, renang nya di Kemang Pratama, kebayangkan repot antar jemputnya kalau bukan area rumah. 

Waktu sekolah juga setiap hari, namun hanya pukul 08.00-10.00 dengan biaya SPP Rp. 1.417rb dan uang masuk Rp. 7jt sudah termasuk SPP. Mama anak 1, bisa banget jadi pilihan, sembari anak sekolah, mama bisa me time atau kumpul-kumpul di area galaxy. 

Berikutnya adalah Little Avery, bisa dilihat segala aktivitasnya di Instagram. Little Avery juga memakai gedung sendiri dan biaya SPP nya paling murah yaitu Rp. 970rb. Sekolahnya pun senin-Jumat dengan waktu sekolah sama dengan Kidea yaitu 08.00-10.00. Bulan maret 2020 ini ada diskon development fee menjadi 7 jutaan.

Kalau area rumah saya disekitar galaxy, banyak sekali pilihan yang belum saya ketahui. Tapi menurut saya, bisa di trial dulu anaknya, dan dilihat di sekolah mana anak paling enjoy. 

Pembahasan diatas pasti tidak sempurna, karena hanya dari sudut pandang saya dalam memilih Preschool/playgroup untuk anak saya yang berusia 3 tahun di tahun ajaran 2020/2021. Jika mama belum puas, silahkan datang langsung untuk melihat fasilitas nya dan bisa menghubungi kontak yang ada di Instagram mereka, karena saya hanya menulis gambarannya. 



Jumat, 13 Maret 2020

Fullday Preschool/ Playgroup TK Islami di Duren Sawit dan Kalimalang Jakarta Timur

 Orang tua mana yang tidak bercita-cita anaknya menjadi anak soleh dan solehah? Makanya saya pingin Kio ditanamkan agama sejak kecil dan saya memilih sekolah Islam. 


Ada dua preschool di daerah Kalimalang Jakarta Timur yang menarik minat saya untuk datang. Sebenarnya keduanya relatif berbeda, karena satu berbasis daycare dan preschool dan satunya preschool fullday. Kebayangkan cocok banget buat orang tua bekerja, kalau anak di asuh ART belum tentu bisa di didik dengan baik, tapi kalau ada budget untuk memasukkan anak ke daycare atau sekolah, alangkah lebih baiknya.

Kenapa seorang IRT seperti saya berminat dengan full day school? Karena saya tidak memiliki ART apalagi saat ini memiliki bayi usia 5 bulan, saya berpikir, daycare atau full day school ini bisa menjadi partner saya dalam membesarkan anak. 

Berbicara tentang partner, saya suka dengan tagline daycare bernama Bulan Bintang Preschool & Daycare yang berlokasi di Duren Sawit ini, "the golden age partner". Saya datang kesana saat adzan dzuhur, dimana anak-anak sedang sholat dzuhur berjamaah. Bunda gurunya perempuan semua dan baik-baik. Ada selogan Islamic Montessori preschool dan daycare karena permainan yang mereka miliki semuanya aparatus Montessori. Visi misinya jelas, hafalan juz amma dan rasuluallah sebagai tauladan. Jadi Montessori nya sendiri digunakan sebagai alat calistung, motorik dan bahasa. Tidak ada seragam karena memang seperti di rumah. Sehabis sholat dzuhur mereka tidur siang, karena sudah makan siang sebelum sholat tadi. Dari segi biaya memang bukan daycare biasa, makanya ada harga Ada rupa. Pengasuh dan bunda gurunya saya lihat ada banyak, jadi tidak perlu khawatir anak tidak terurus. 

Sayangnya untuk preschool sendiri, dimulai dari usia 3.5 tahun, berarti anak saya masih terlalu kecil karena Juni besok saja baru 3 tahun. Kalau untuk daycare, bisa dimulai usia 20 Bulan. 


Lalu preschool fullday yang menjadi minat saya adalah Jakarta Islamic School. Di mulai dari usia 3 tahun, mereka membuka program playgroup, dimana anak bisa memilih untuk full day atau half day. Untuk fullday playgroup, masuk pukul 08.00-13.30. Untuk fullday TK, masuk pukul 08.00-14.30.
Jakarta Islamic School ini merupakan sekolah billingual yang memakai metode dari Australia, Singapore dan Malaysia. 

Kelas fullday nya sendiri juga memiliki kegiatan tidur siang, jadi layaknya daycare, makanya selogannya School Like A Home. Berbeda dengan sekolah lain, di sekolah ini tidak ada trial. Sekolahnya sendiri sudah lengkap dari jenjang playgroup hingga SMA. Untuk orang tua bekerja pun bisa menjadi altternarif, karena pengasuh atau ART di rumah tidak lagi dititipkan anak full seharian.. 

Kamis, 12 Maret 2020

TK Montessori di Pondok Kelapa, Bintara Bekasi Barat dan Jatibening

 

Montessori adalah sebuah metode edukasi yang banyak diminati oleh orang tua saat ini. Metode ini menganut "follow the child" dimana anak bebas memilih ketertarikannya, tapi tetap dengan keteraturan dan disiplin dalam berkegiatan. Kio pun sudah sering mengikuti Kelas Montessori yang juga pernah saya review. 

Sepertinya anak saya pun jatuh cinta dengan pengajaran Montessori ini. Sebagai pilihan saya dalam memilih sekolah, saya juga menominasikan preschool Montessori di area rumah saya. Yaitu, Global Prestasi Kids, Bumi Preschool yang letaknya di Bintara Bekasi, masih arah kalimalang atau setelah pasar sumber arta, dan Montessori Private School di Jatibening. 

Kenapa dengan ketiga sekolah ini? Mari sedikit saya bahasa. Kalau Bumi Preschool, dia paling dekat dengan rumah saya, bisa hanya di antar motor, kecuali saat hujan. Awal tahun lalu, Kio sudah pernah berkunjung, dia pun menyukai suasana kelasnya. Hoomy seperti di rumah, teman-teman dan gurunya juga baik. 

Untuk sekolah preschool nya, masuk setiap hari, Senin-Jumat pukul 09.00 - 12.00, lumayan tidak terlalu pagi untuk persiapan sekolahnya. Saya rasa sekolah tiap hari juga baik untuk pembiasaan dia agar lebih teratur. Biaya uang masuk sekitar Rp. 12 juta, dan SPP 800 ribu. Lumayan worth it karena menurut saya sekolahnya sudah sangat lebih baik daripada sebelumnya hanya di sebuah ruko. Tapi untuk hasil dari anaknya sendiri, balik lagi kemasing-masing ya. 

Lalu Montessori Private School, haduh kalau lihat instagramnya saya sih sudah mupeng ya. Dari kegiatan anak-anak, lokasi dan suasana sekolahnya, sepertinya sangat mewakili karakter Kio. Ada jenjang sampai Sekolah Dasarnya juga. 

Namun saya belum sempat, berkunjung ke sekolah ini, masih menimbang-nimbang karena preschoolnya sendiri, sekolah setiap hari tapi hanya 2 jam, dimana kalau dari segi jarak, saya harus menunggu di sekolah saja, pulang pun nanggung. Biaya nya uang masuknya masih relatif sama dengan Bumi, hanya saja SPP nya Rp. 1.8 juta 😁

Untuk biaya dengan metode Montessori ini memang kisarannya seperti itu. Saya juga pernah mengunjugi stand Global Prestasi School (GPS) Kalimalang, tapi brosurnya hilang, karena menurut saya, masih terbilang mahal untuk sebuah preschool. 

Tapi GPS punya sister school di Pondok Kelapa, Kio pernah trial disana yaitu Global Prestasi Kids berlabel Montessori. Disini saya belum jelas aplikasi Montessori nya, karena saat trial, murid preschool/playgroup sedang membuat prakarya lampion. 

Kio sendiri kurang suka dengan ruang Kelas yang sempit, jadi dia tidak bertahan lama di ruang Kelas. Guru-gurunya sangat baik dan perhatian. Saya banyak berbincang dengan miss-miss nya. 
Area playground nya juga terbatas, saya takut Kio menabrak teman-teman atau kakak-kakak TK, karena dia tipe anak yang suka bergerak sekali. Sekolah GPS ini memang berupa rumah di komplek Pondok Kelapa, jadi memang tempatnya tidak besar namun cukup bersih.

Biayanya masuknya tidak fantastis dan terbilang murah, yaitu jika ingin masuk playgroup nya, dikenakan uang masuk Rp. 2 juta dan apalabila ingin sampai ke TK, total bisa Rp. 10 juta, tapi diskon 50%. SPP nya sendiri untuk playgroup Rp. 950 rb dan TK Rp. 1.100.000



Senin, 09 Maret 2020

Review Preschool/TK Islam di Duren Sawit Jakarta Timur (TK Alfi Izzah)

 

Sekolah oh sekolah, baru kemarin Kio saya coba masuk ke TPA. Anaknya emang benar-benar mau main, jadi belum bisa nih dia masuk TPA di usia 3 tahun. Jadi dilema juga, kudu TK Islam, apa TK umum yang 80% dia main-main menyalurkan energi.

Ini satu TK yang menurut saya lumayan affordable dari segi biaya. Dua tahun belakang sekolah ini menjadi sekolah Islam yang awalnya sekolah umum bernama Doctor Rabbit Duren Sawit. Kini menjadi TK Alfi Izzah Duren Sawit, cabang dari Petukangan Jakarta Utara. 

Sekolah ini berada di dalam komplek Taman Duren Sawit yaitu dekat ke arah Kinderfield Duren Sawit. 

Pertama saya masuk melihat brosur harga, lumayan di bawah biaya TK yang biasa saya lihat. 
Kedua saya lihat situasi ruang kelas. Standard seperti ruang kelas TK, warna warni. Lalu bagian tengah gedung ada Hall dengan playground kecil yang biasa digunakan circle time di pagi hari. 

Di area luar playground outdoor saya takjub, sejauh ini playground terbesar lah disini, ada kolam renang, lapangan, mainan sepeda dan mobil-mobilan. 

Kolam renang adalah nilai plus dari sekolah ini. Kebanyakan sekolah, ekstrakulikuler renang biasanya di luar sekolah. 

Untuk area playground dan lapangan ini sebetulnya memang terlihat agak usang, apalagi mobilan dan sepedanya juga tidak terlalu bagus. Ya cukup lah ya dengan biaya sekolah yang masih lumayan terjangkau. 

Penting bagi saya untuk mengetahui apakah jadwal sekolah yang cuma 1.5 jam selesai, pulang atau ada waktu nya anak banyak bermain? 

Jadi untuk di TK Islam Alfi Izzah ini, kelas toddler yaitu 2-3 tahun, lalu preschool 3 tahun ke atas, kegiatan pagi adalah circle time. Lalu dilanjutkan bermain ke kelas. Sekitar pukul 09.30 snack time atau makan siang, jika sudah selesai bisa main lalu kembali ke kelas. Kelas preschoolnya sendiri masuk seminggu 3x masuk dari jam 08.15-11.00, lumayan banget kan hampir 3 jam. 

Kolam renang yang disediakan pun bisa untuk kelas toddler dan preschoolnya. Untuk TK sudah ada banyak kegiatan, melukis, musik, menari, taekondo, iqro, tergantung peminatnya. Jika ekstrakulikuler, jam pulangnya bisa menjadi jam 12 siang. 

Untuk yang bertempat tinggal area rawa domba Duren Sawit, menurut saya sekolah ini bisa jadi pilihan. :) 


Kamis, 05 Maret 2020

Preschool/Playgroup di Area Bintara Bekasi Barat

 

 Selamat datang fase kegalauan memilih sekolah!!

Besok Juni anak saya menginjak usia ke 3 tahun. Awalnya anti banget nyekolahin anak usia dini. Tapi setelah tanya sana-sini (belum tanya psikolog), lalu faktor karena sekarang sudah ada adiknya juga, jadilah kami memutuskan untuk menyekolahkan Kio ke preschool setidaknya di usia 3.5 tahun.

Kenapa demikian? Karena ternyata, yang dinamakan golden age anak atau masa keemasan anak ini adalah usia 0-5 tahun, Dan kalau mengikuti keputusan saya sebelumnya untuk menyekolahkan Kio diusia 5 tahun, berati saya akan melewati golden age nya. Saya dan suami sudah memutusan menyekolahkan Kio tahun ajaran besok yaitu 2020.

Lalu  sekarang, saya punya kendala dalam memilih sekolah. Karena rencananya, tahun depan saat Kio TK, kami akan pindah rumah ke daerah Jatiwaringin. Jadi, PRnya mencari sekolah hanya untuk 1 tahun kedepan dengan range uang pangkal yang tidak terlalu mahal, tapi tetap ingin sekolah yang lumayan bagus.

Berikut adalah referensi sekolah di area Bintara Bekasi. Lumayan ada beberapa pilihan, karena masih bisa ke area Jakarta Timur (Pondok Kelapa, Duren Sawit), bisa ke area Galaxy/Kalimalang, kalau Bintara nya sendiri sepertinya belum banyak.

Sekolah yang kami tuju adalah sekolah islam. Pertama saya mencari Preschool ke area Pondok Kelapa Jakarta Timur, ada 2 sekolah di area masjid Pondok Kelapa yaitu TK Baitussalam dan TK Al Muhajirin. Harga menentukan kualitas, kedua TK tersebut belum membuat saya jatuh hati.

Lalu satu TK bernama TK Khalifah Pondok Kelapa yang sudah menjadi incaran saya. Hanya berjarak 2 km dari rumah. Fasilitas bagus (Kolam renang, Plaground, lapangan). Program pendidikannya jelas, lulus TK, anak sudah bisa sholat, hafalan Juz 30, berakhlak mulia dan sudah bisa renang.

Waktu belajar juga tidak nanggung; Seminggu 3x, jam 08.00-11.00. Untuk biaya, Uang Gedung, Kegiatan Tahunan, Seragam+Tas, semua Rp.13.500.000, tapi ada harga diskon menjadi 12 juta, SPP perbulan Rp.800.000. Sejauh ini TK Khalifah yang menjadi nominasi sekolah Kio karena pertimbangan jarak dan waktu sekolah. 

TK lainnya adalah Kid's Campus. Awalnya saya berpikir ini TK umum, tapi ternyata taglinenya adalah Islamic Bilingual School. 

Kid's Campus ini ada di area Bintara Bekasi. Memiliki gedung yang juga lumayan besar. Ada fasilitas playground outdoor, lapangan indoor, ekstrakulikuler Drum Band, renang dan sudah bilingual. 

Murid nya cukup banyak, jadinya untuk preschool nya sendiri memiliki gedung yang berbeda, yaitu di sebuah rumah dekat dari gedung utama. 

Ketika saya datang ke gedung preschool, first impression saya adalah, gurunya baik-baik sekali. Mereka benar-benar memperhatikan setiap anak, karena saat saya datang, sedang Ada kelas toddler yang murid nya hanya 3 orang. Sedangkan kelas preschool yang berbeda hari, ada sampai 20 murid. Kio sangat menikmati permainan disana bersama guru-gurunya. Untuk fasilitas preschool, ada playground indoor dan outdoor. 

Walaupun Kio sepertinya senang sekolah disana, jarak nya pun lumayan dekat dari rumah, saya belum menominasikan sekolah ini, karena menurut saya preschool nya masih sama seperti playgroup pada umumnya. Tidak ada estrakulikuler, playground standard, dan juga masih bahasa indonesia. Jadi jika Kio tidak melanjutkan ke TK nya, sayang sekali. Jam sekolah nya pun hanya 5 jam seminggu, masuk 3x. Menurut saya terlalu nanggung. 

Jika mencari preschool sampai dengan TK, Kid's Campus bisa menjadi nominasi, karena uang pangkalnya cukup worth it dengan uang SPP yang terjangkau tapi kegiatan TK nya banyak. 

Biaya Uang Masuk Kid's Campus dari preschool yaitu Rp. 13.600.000 dengan SPP Rp. 600.000. 

Saya akan visit beberapa sekolah lagi di daerah Galaxy Bekasi, nanti akan saya share lagi review nya. Terima kasihh 😁

Senin, 13 Januari 2020

Tentang 1 Dekade

 

Tahun 2020 Ini, usia saya kini 32 tahun. Sungguh usia yang dahulu saya fikir, waw tua banget! Berarti sekarang saya sudah menua. Bersyukur sudah dianurahkan dua orang anak yang mungkin sepuluh tahun lalu, saya tidak berfikir akan menikah dan mempunyai anak.

Flashback ke 10 tahun adalah hal yang menyenangkan. Terlebih, kini saya adalah seorang ibu rumah tangga yang hanya memiliki sedikit teman. Namun, jika melihat kebelakang, ternyata sudah banyak hal yang saya kerjakan. Itu berarti sekarang fokus hanya pada keluarga. 

2010 Lulus kuliah dapat kantor retail pertama di daerah Kelapa Gading masuk ke dunia HRD, jd punya pengalaman dan keluarga baruπŸ’™. Tidak sangka, saya yang hanya mempunyai pengalaman guru, bisa masuk ke dunia HRD. Memang rezeki tidak terkira.

Akhir tahun, diajak teman-teman kantor untuk pertama kalinya bisa ke Malaysia dan Singapura. Awalnya Bapak tidak setuju, tapi dukungan Ibu besar dengan support dana juga dari beliau.

2011 Pindah kantor baru ke Bandara Halim Perdana Kusuma sampe akhir tahun keluar lagi cari kantor selanjutnya karna sudah tidak menyukai dunia HRDπŸ˜‚

2012 Masuk ke quarter life crisis, mau dibawa kemana karir saya ini sembari jd freelance yg uangnya tdk cukup memenuhi lifestyle quw 🀣.... Tapi tujuan semakin terarah, mau jadi apa, walaupun kebanyakan nongkrong juga menghabiskan uang.

2013 Akhirnya bisa bergabung ke kantor motivator, cita-cita menjadi Public Relation terkabul, pengalaman baru jd anak kos dan mempunyai roomate yang kini nggak tahu kabarnya πŸ‘
2015 Bosen ngekos di Jakarta Barat, sendiri ga punya roomate lagi, ga punya tabungan buat modal nikah lol, pengen balik ke rumah dan cari kantor baru, masuklah ke kantor start up properti.

2016 Menikah - Pindah ke kontrakan Rawa Belong. Hamil lalu harus hempas lagi dari kantor terakhir dan full IRT

2017 Hamil cuma bisa bertapa di kontrakan yang super bosan, melahirkan dengan operasi caesar dan pindah ke rumah Bekasi.. Alhamdulillah

2018 Lagi bosen-bosennyanya parah jadi IRT 🀣

2019 Awal tahun jual rumah selow2, belum kejual (insya Allah 2020 laku 🀲 aamiin), Hamil dan ikhtiar pingin lahiran normal tp umur kandungan 8 bln udah pecah ketuban, lahirlah Sano.. 

Sharing tidak ada maksut apa-apa, cuma untuk diri sendiri yang semakin tua tapi belum jadi apa-apa. Jadi teringat dengan orang-orang  yg menyertai kedewasaan saya di 10 tahun kebelakang, apakabar kalian? πŸ˜… Semoga 1 dekade berikutnya bisa lebih baik dan berwarna.