Minggu, 15 Oktober 2023

Macam Macam Kegiatan Kio Sano diluar Sekolah

 Bismillah..

Kali ini aku mau cerita tentang kegiatan anak. Kebetulan anak aku, Kio, adalah anak yang super aktif. Dari usia 4 tahun, sudah jarang tidur siang, begitu juga dengan adiknya. Sebagai Ibu yang tidak ada assisten, mengurus 2 anak, suami dan rumah, memberikan kegiatan yang relevan dengan mereka ini cukup sulit, karena keadaan di rumah kami tidak ada teman sepantar. 

Sebagaimana postinganku sebelumnya, bahwa sejak umur 4 tahun, Kio mengikuti robotic. Lalu saya selalu explore tentang kebutuhannya, dari les bola untuk toddler, les renang dan kegiatan positif lainnya. Di usia Kio menginjak 6 tahun sekarang, dia memiliki 4 kegiatan di luar jam sekolah. 

Pertama, kelas mengaji, sebagai anak laki-laki, saya sadar sedang membesarkan seorang imam. Apa bekalnya nanti jika ia tidak memiliki bekal agama. Karena Kio tidak mau mengikuti kelas mengaji di daerah rumah, jadi saya memasukkan dia ke mengaji online. Kio juga masih lanjut robotic. Kio juga les renang, dan yang terakhir English First. 

Les renang ini, upaya saya dalam membuang energinya, tapi bagi saya, les renang juga mempunyai dampak positif lain, yaitu anak bisa menguasai instruksi baru. Ketika berolahraga, instuksi yang didapat, sangat beragam. Disini say amelihat, anak yang mudah dan sulit sekali menyerap intruksi. 

Lalu English First, Kio ada kemungkinan tidak lanjut sekolah di sekolah yang sekarang. Pilihanya, Kio akan bersekolah di sekolah bilingual. Maka di TK B sekarang, Kio kami berikan bekal les bahasa inggris di EF.

Nanti ketika Sano menginjak 4 tahun pun, saya ada rencana memberikan Sano beberapa kegiatan. Saat ini Sano juga sudah les mengaji sebelumnya, walaupun saat di Playgroup sekarang, Sano hanya mengaji di sekolah. Sano juga mengikuti gymnastic sebelumnya, juga les renang bersama Kio. Semua les Sano sedang tidak aktif, karena dia masih adaptasi di sekolah Playgroup.

Sabtu, 16 September 2023

Sekolah Al Fajri Jakapermai

 Bismillah..

Walaupun sudah lamaa sekali tidak update. Tenyata banyak juga Ibu2 yang mampir ke blog aku. Insya allah aku mau update cerita-cerita lagi ya..

Aku mau update lagi tentang pilihan sekolah di daerah Bekasi yang ternyata lupa aku review disini. Uniknya, aku sudah 3 kali loh ke sekolah ini. Pertama sih aku udah tertarik dan mencoba merekomendasikan ke banyak orang. Tapi karena aku pindah rumah, aku kok tetap kepikiran sama sekolah ini, jadilah aku main-main lagi.

Pertama yah, syarat pilihan aku pribadi untuk sekolah bukanlah sekolah akademik, sekolah islam paling utama dan mempunyai tujuan untuk membangun karakter anak agar punya keterampilan dan tentunya beradab.

Sekolah yang juga ekslusif dengan murid terbatas, jadi anak selalu terpantau guru, juga selalu memperhatikan tumbuh kembang anak dengan baik.

Sekolah bernama Al Fajri ini yang aku rekomen ke banyak orang. Sekolah ini berdiri sudah cukup lama ya, dari tahun 1993. Setiap tahun menerima murid 1 sampai 2 kelas, dengan total murid 24 orang perkelas. Sistem belajar tidak text book dan terpaku hanya pada 1 macam buku pelajaran, tapi bisa mengambil banyak sumber. 

Jadi selain kurikulum merdeka/diknas, mereka juga memakai kurikulum buatan sendiri dan jenis kurikulum merdeka yang  diterapkan pemerintah ini sudah mereka gunakan sebelumnya.

Taglinenya, Sekolahku Rumahku, dan memang bangunannya seperti rumah besar, didepan anak-anak lepas sepatu. Bukan bangunan baru tapi cukup bersih dan sesuai dengan biayaanya. Ada jemputan, katering, estrakulikuler pendukung juga. 

Letak sekolahnya agak tertutup dari luar, tapi insya allah kamu tidak kecewa dengan value yang diberikan.



Sabtu, 20 Mei 2023

Mencari Sekolah Dasar

 Bismillah,

Salah satu hal yang menantang buat aku saat menjadi Ibu itu adalah ketika nanti anakku menginjak Sekolah Dasar. Masih selalu bingung kira-kira SD seperti apa yang cocok untuknya, uang pangkal SD itu mahal banget, jadi mudah-mudahan dapat sekolah yang bagus sekalian untuk dia selama 6 tahun.

Sebelumnya aku sudah sering banget review Sekolah di blog ini. Sekarang aku pengen sharing tentang pilihan aku dalam memilih SD. Satu hal buat aku, sekolah tidak harus terkenal, tapi bisa memberikan pembelajaran yang menyenangkan. Bukan sekolah yang terlalu akademis, tapi relevan untuk bekalnya dewasa.

Aku sebenarnya sudah memegang gambaran apa yang harus ada di kurikulum anak-anak. Pertama adalah agama. Tapi sekolah islam buanyaaak sekali, jadi bukan value itu saja, tapi bagaimana pendekatan agama kepada anak di sekolah tersebut. Belum ingin yang mengejar hapalan al quran, karena ada hal lain yang lebih urgent, yaitu adab dan tauhid.

Lingkungan yang sederhana, bukan yang mengagungkan harta orang tua. Biasanya sekolah seperti ini lumayan banyak pengeluaran dan bayaran sekolahnya pun mahal tapi tidak sebanding dengan kualitas.

Seberapa sekolah juga memperhatikan tumbuh kembang anak dan disampaikan kepada orang tua, jadi orang tua juga terlibat dalam pertumbuhan anak. 

Sampai akhirnya aku selalu berdoa sama Allah agar ditunjukkan sekolah yang cocok dengan anak aku. Sekolah dengan jarak 7 km dari rumah, masih ok kalau hanya sekitar setengah jam buat kami. Sekolah yang tidak aku sangka memperhatikan sangat mendetil tentang anak. 

Di awal Kio di observasi, lalu mengikuti trial selama minimal 3 hari, tapi Kio ikut 4 hari. Sekolah ini sangat memperhatikan kekurangan yang Kio belum dapatkan di usianya, seperti menangkap kalimat perintah lebih dari 2 kalimat dalam 1 waktu, belum terbiasa makan sendiri, hingga nutrisi yang belum Kio belum pernah temui dirumah, sekolah akan perkenalkan pengalaman itu.

Saya sangat tertegun dengan laporan yang diberikan sekolah, insya allah Kio akan bergabung di sekolah yang cukup private ini. Sekolah yang tidak pernah beriklan, makanya muridnya pun tidak sampai 10 orang perkelas. Lingkungan kecil, namun isnya allah, 7 tahun kedepan, Kio bisa bertumbuh menjadi manusia yang optimal disana, insya allah.

Kalau ditanya kenapa harus pindah sekolah TK? Ternyata Kio punya kebutuhan gerak yang besar dan di sekolah yang sekarang tidak memfasilitasi untuk hal itu. Aturannya pun ketat, jadi gerak Kio pun terbatas. Kedua sekolah ini sama-sama menggunakan metode sentra yang Kio sudah familiar. Nanti tinggal aku kembangkan lagi, selain bergarak, apa yang Kio butuhkan, supaya anak ini tidak "kehausan".