Rabu, 06 Mei 2020

5 Kesalahan Saya Dalam Menjadi Ibu

 Jeng jeng jeng.. 

*zoom in*

Ibu 2 anak mau pengakuan dosa. Dosa yang mungkin beberapa Ibu merasa, IHH PARAH BANGET LO, atau ada yang merasa, YEE BIASA AJA KALIIKK AHH, GUE LEBIH PARAH KOK. wkwkkwk

Ini pure IMHO aja ya, bukan berarti saya merasa punya standart tertentu, hanya saja, setelah (baru) 3 tahun Menjadi Ibu, saya merasa saya tidak becus.

1. Lalai dalam MASAK dan MPASI

MPASI anak pertama saya terbilang GAGAL TOTAL karena dia GTM. Saya terlalu percaya diri karena berat badannya sudah over alias kegendutan. Saya tidak terlalu mengatur pola makannya. Jika dalam sehari anak saya tidak mau makan MPASI, maka saya santai Dan tidak pernah memaksakan. 

2. Tidak Menjadi Diri Sendiri

Saya pernah tergabung dalam sebuah grup Ibu-ibu di awal Saya Menjadi seorang Ibu. Menurut Saya, lingkaran Ibu-ibu yang Saya ikuti, terlalu banyak persaingan Dan itu jadi membuat Saya kecil hati. Namun, ketika anak saya sudah mau menginjak usia 2 tahun, saya keluar Dan merasa sangat lebih baik, karena tidak lagi memiliki acuan tertentu atau melihat perkembangan anak lain. Saya hanya fokus terhadap perkembangan anak saya saja, dan disitu saya semakin percaya diri menjadi Ibu. 

3. Berkomentar Tentang Ibu-ibu lain

Saya merasa anak Saya tidak memiliki masalah tumbuh kembang seperti beberapa anak lain, disitu mungkin Saya merasa jumawa Dan berkomentar yang tidak enak kepada Ibu lain, padahal setelah itu Saya jadi sangat menyesal. Sekarang Saya selalu berpikir bahwa setiap anak itu pintar Dan memiliki keistimewaan termasuk anak-anak Saya. 

4. Tidak Menjadi Ibu Rumah Tangga Yang Produktif

Terkadang Saya menyesal, kenapa waktu anak pertama, Saya sok "hemat" Dengan tidak memakai jasa ART. Padahal, kalau saya punya ART, Saya bisa fokus untuk membersamai tumbuh kembang anak dan lebih banyak mengajarkan dia sensory dan berbagai macam hal. Tapi Ada baik nya jika Saya tidak terlalu bergantung dengan ART, karena sekarang Saya bisa mengurus 2 anak sendirian. 

5. Mengenalkan Anak Pada Later Gadget Terlalu Dini.

Gadget termasuk juga televisi, dulu Kio sudah menonton baby TV sejak bayi, Ia banyak mendengar bahasa inggris yang bukan bahasa Ibu, apalagi ayahnya juga ikut mengajarkan bahasa daerahnya, akhirnya Kio bingung bahasa dan baru bisa berbicara banyak ketika usia diatas 2 tahun saat Ia sudah memiliki adik. 

Sepertinya banyak lagi kesalahan yang Saya buat, namanya juga belajar ya jadi Ibu dan semoga bisa menjadi pembelajaran untuk membesarkan adik nya Kio nanti. 

Optimis, Tuhan Pasti Menolong Umatnya

 Terjarang banget suami duduk bareng terlebih buat berbincang santai, apalagi saat pandemik ini, wajah beliau kenceng terus. Palingan duduk bareng kalau di mobil sebelahan karena beliau lebih suka "me time'. Siapa juga yang tidak stress dengan keadaan seperti ini. Kantor beliau juga terdampak krisis, penjualan produk dimana-mana kesulitan, karena yang laku saat ini hanya kebutuhan pokok dan medis.


Saya yang biasanya menyukai social media, sekarang muak dan memilih untuk mengisi waktu membersamai anak-anak. Pak suami duduk dan menanyakan tentang biaya sekolah Kio apakah masih terjangkau jika kami hanya bisa mengandalkan gaji bulanan suami yang juga punya cicilan bulanan. Tentu, saya tahu diri, memilih sekolah yang memang sesuai kantong, bukan hanya buat gengsi tapi memang prioritas untuk kenyamanan dan pendidikan anak. Kalau difikir, saya kan tidak pakai jasa ART menginap, jadi menurut saya masih ada sedikit budget untuk mengalokasikan dananya ke pendidikan. Beruntungnya suami percaya dengan pilihan istrinya yang juga masih mencari sekolah yang pas. 

Lalu suami berujar untuk bisa berhemat atau memininalisir pengeluaran dan disini saya bingung. LOL. Diantara kebimbangan atau ketidak jelasan ini, pikiran ibu-ibu seperti saya yang minim pengetahuan ini selalu ada secercah rasa OPTIMIS.. 

OPTIMIS untuk negara dan dunia ini kembali bangkit karena saya percaya kuasa gusti ALLAH. Semua yang di dunia ini milik NYA, kita hanya bisa pasrah dan selalu positive thinking bahwa TUHAN TIDAK AKAN MEMBERI COBAAN MELAMPUI BATAS KEMAMPUAN UMATNYA. Walaupun ilmu saya cetek, Saya percaya Tuhan tidak tidur dan pasti akan menolong. 

OPTIMIS semua akan kembali pulih segera. Kio bisa sekolah tahun ajaran besok. Optimis pekerjaan suami dan semua sektor usaha akan kembali baik, OPTIMIS semua orang akan kembali sehat sehat and this too shall pass..