Minggu, 17 November 2013

Cerita Senyumlah


Untuk dapetin teman yang bisa di ajak diskusi berbagai hal itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi ketika lagi down dan lo nggak tau harus cerita sama siapa, tentu orang yang bikin nyaman cerita itu yang akan jadi pilihan lo untuk bisa sharing.

Gue pernah ada di posisi down yang harus berbagi hanya dengan beberrapa yang terpercaya. Di saat itu, merekalah yang gue pilih untuk berbagi. Sebenarnya bukan hanya pingin didengerin, gue lebih suka kalo dikasih solusi juga. Salah satu circle yang paling gue suka untuk tempat berbagi itu adalah geng SMA gue! ‘SENYUMLAH’, geng yang udah pernah gue ceritain sebelumnya disini.

Latar belakang profesi kita yang beda-beda bikin seru banget kalo udah lagi gossip. Ngobrolin kehidupan, bisnis, karir, relationship sampe on fire dan gak kelar-kelar karna beda-beda pemikiran juga.
Nunik dan Sendari berlatar belakang guru yang bikin kita banyak masukan akan kehidupan sosial anak-anak ABG jaman sekarang yang belum pernah kita denger. Sedangkan gue dan Tifa adalah orang kantoran yang memiliki kehidupan berbeda dengan Sendari dan Nunik. Kalo Yuyu adalah mahasiswa Pasca Sarjana yang dinilai paling jenius di antara kita semua waloupun anaknya paling selebor.

Alhamdulillah, kita selalu memiliki quality time di hari minggu (walaupun gak pasti) untuk ketemu dan berbagi cerita. Apalagi baru-baru ini salah satu anngota kami, yaitu Nunik baru saja melepas masa lajang! Whuaaa jadi ada tambahan bahan rumpi baru yang segaar! HAHAHHAH

Kenyamanan gue bercerita dengan mereka adalah karna semua dari kita mendominasi pembicaraan jadi nggak ada yang diem nggak ada yang paling cerewet dan semuanya pun punya bahan yang di kupas.

Hal yang paling gue banggain dari kami adalah kita selalu berada di jalur yang baik. Karna melihat dari cerita teman-teman yang makin tinggi, tapi makin aneh-aneh aja hidupnya dan kita termasuk keep on the right track, Alhamdulillah.

Sore ini, kami kembali melewatkan waktu bersama. Dan yang namanya pertemuan, selalu lebih akan terlaksana ketika dadakan walaupun jadinya ada yang absen. Berawal dari mau ambil baju buat ke nikahan selanjutnya yaitu Yuyu (karna akan selalu ada seragam disetiap yang menikah). Kami berjumpa di rumah Nuni.

Perjumpaan dimulai dengan membahas baju yang baru kami beli yaitu lima buah kaftan dan kebaya yang berbeda warna. Lalu berbincang tentang karir dan jabatan, bisnis, kesuksesan, investasi. Ya kami merencanakannya bersama-sama. What a lovely topic and quality time.

Sendari, ibu guru satu ini mencoba membuat kami terharu dengan kebanggaan atas pertemanan yang kami miliki. Iya berujar pada anak muridnya bahwa, “Kalian jangan pernah meremehhkan teman kalian. Teman-teman Ibu itu hebat-hebat semua. Tapi cuma Ibu aja nih yang “begini”. Dengan ngocol sang murid bilang “Buat kami Ibu Ndari hebat!” Lalu dijawab ama Sendari, “Meskipun Ibu "begini" dan sehebat apapun teman-teman Ibu itu, mereka nggak punya kalian” hoooooeekkk.. HAHHHAHHAA

Tapi dasar ya teman-teman gue ini doyan berngehek ria, “Halah Ndari, kamu meninggikan kita-kita supaya kamu lebih di tinggiin kaaan?"... HAHHAHAHHA
Percakapan seperti itu bikin kita emang nggak cocok dibilang sahabat, lebih cocok dibilang Frenemies. Tapi yaaa memang begitu, kita jarang serius. Jadinya walopun topiknya serius, kita-kitanya PA. X))))))

Ada satu quote yang 'Nggak' Inspiratif dari Tifa si Calon Ibu Manager ini, quote ini di buat ketika dia lagi sangat PA. "Ketika Menyerah adalah pilihan termudah, buat apa mencari yang lebih sulit" <- Kembali nggak serius, Manager macam apa diaaaa =P