Sabtu, 22 Desember 2018

Selamat Hari Ibu, Stay at Home Mom!

 Haloo..haloo..


Di hari Ibu 22 Desember 2018 ini adalah launching perdana blog saya! fiduyblog! Sebelumnya saya sudah memiliki blog pribadi bertahun-tahun, namun saya ingin sekali kembali rutin menulis disini dan membahas tentang apa yang saya alami dikehidupan sehari-hari.

Masa transisi dari single, menjadi istri lalu menjadi Ibu adalah perubahan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, apalagi kini saya tidak bekerja dan hanya menghabiskan waktu di rumah bersama anak yang terkadang super membosankan.

Saya sendiri masih tidak tahu, bagaimana mengatur waktu dengan baik dan bisa memanfaatkan waktu luang yang amat sangat terbatas ini. Jika hanya seharian di rumah, perasaan galau tiba-tiba suka datang, seperti perasaan ‘insecure’ atau tidak nyaman sebagai “Stay At Home Mom’. 

foto diambil disini
Banyak teman lama saya yang juga menjadi Stay At Home Mom (SAHM) seperti saya, tapi tidak sedikit juga yang masih bekerja setelah memiliki anak. Kedekatan saya tidak pernah berubah kepada mereka, mau Ibu bekerja atau tidak bekerja semua sama saja.

Latar belakang Ibu kandung dan Ibu mertua saya pun keduanya bukan SAHM, Ibu saya adalah seorang guru, sedangkan Ibu mertua saya adalah pedagang. Begitupula dengan adik saya yang kini tetap bekerja meskipun sudah memiliki anak. Maka karena itulah saya merasa ‘insecure’ jika ‘hanya’ menjadi SAHM.

Perasaan insecure itu juga datang jika saya harus bertemu orang baru contohnya tetangga yang baru saya kenal, atau apabila saya bertemu dengan teman suami bahkan orang lain yang tidak tahu pasti kondisi atas pilihan saya menjadi SAHM.

Awalnya tidak pernah sedikitpun terbersit dipikiran saya untuk menjalani SAHM hingga anak saya lahir dan berusia 3 bulan. Sampai Ia di usia itupun saya masih galau, masa iya sih saya harus bekerja meninggalkan anak, tapi jikalau saya bekerja bagaimana dengan tabungan kami? Belanja pribadi saya? Biaya jalan-jalan? Pusing saya kalau nggak bisa belanja dan jalan-jalan.

Ketika waktu bergulir, sampai akhirnya support system pun tidak mendukung untuk saya bekerja, bahkan suami tidak mengijinkan saya bekerja paruh waktu yang menurut beliau pemasukannya tidak akan sebanding dengan pengeluaran istrinya yang hobi ngopi fancy.

Katakan saja insecure ini adalah minder atau tidak percaya diri, solusi saya saat ini masih menjauhi komentar orang dengan sedikit bersosialisasi dengan orang baru. Terdengar cemen yah memang :D Namun, saya butuh waktu hingga saya kembali bisa mengaktualkan diri ketika anak saya sudah bisa mandiri kelak.

Kenyamanan menjadi SAHM tersebut tidak membuat saya berhenti berpikir melakukan apa yang saya suka, maka dari itu saya ingin kembali menulis dan bercerita tentang apapun disini. Jika tidak terlalu berguna untuk orang banyak, setidaknya ini akan menjadi pengingat saya dihari tua nanti.

Selamat Hari Ibu Para Stay At Home Mom!