Selasa, 17 Mei 2016

Menjadi 'Picky' Dengan Alasan

Kemarin, HRD di kantor yang memang ikrib banget ama gue bilang. Fiduy itu anaknya picky.. Berteman milih2, ga bs dekat sama semua orang. Tapi kalau sudah nyaman sama orang, baru deh bakal nyamperin duluan. 

Karena yang dengar itu lebih dari 1 orang dan gue ga mau mereka salah paham, gue bilang saja kalau gue picky sama semua hal, yaitu makanan, jodoh, pekerjaan dan apapun. that's me! 

Sampai akhirnya gue sadar kalau ke-picky-an gue ga selamanya buruk. Gue tau yg baik buat gue seperti apa. Termasuk kenapa gue picky. Gue anaknya sangat fragile dan sensitif. Dari kecil gue jadi korban bully. Beberapa tahun lalu juga gue pernah ditinggalin mantan yang abis itu gue kapok sama cowok.

Dengan masa lalu seperti itu, gue sebenarnya bukan orang yang percaya diri. Dan karena gue sering di bully, gue jadi super minder. 

Gue yang aslinya ini suka sekali membuat candaan dan membuat orang lain tertawa, sangat beresiko juga membuat orang lain mudah memberikan gue celaan. Karena yang mereka tahu, orang lucu itu asik untuk di bully.

Menghindari bully-an yang terlalu banyak, gue lebih suka melucu buat orang-orang yang gue nyaman aja. That's why gue picky! Gue sensitive dan rapuh dan jeleknya lagi gue pendendam.

Apa kalau seperti ini saya masih salah kalau saya picky?

Ngga bermaksut sombong dan semoga gue dimaafkan 🙏🏻

....

Curhatan ngga penting ini gue tulis saat gue lagi datang bulan dan super duper sensitif. Curhatan ini lahir karena pagi ini gue kembali di cemooh seseorang yang mulutnya selalu ringan ngomong sembarang. Gue gak pernah berinteraksi sama orang itu. First jobber yang memanggil gue kakak, tapi ada aja yang dia komen setiap ketemu gue.