Rabu, 24 November 2021

Cerita Membangun Rumah

Kira-kira tempat ternyaman di dunia versi kamu apa? Kemana pun kita pergi, pasti akan selalu mengingat untuk pulang, pulang ke rumah, ke tempat ternyaman versi kita.

Saya disini mau merekam perjalanan kami dalam membangun rumah. Alhamdulillah, saat anak pertama lahir, kami sudah ada rumah. Namun seiring berjalannya waktu, kami merasa rumah yang kami tinggali sekarang, kurang memberikan jarak bagi anggota keluarga, karena kini sudah bertambah anggota, menjadi 2 anak.

Barang-barang semakin banyak, anggota bertambah, ditambah lagi efek pandemi dimana kita harus selalu berada di rumah. Satu tahun awal kami tinggal dulu, kami pengin membangun lantai 2. Namun rencana berubah, Pak Suami lebih ingin mencari tempat tinggal di lokasi yang berbeda dan banyak pepohonan yang asri.

Bersyukur akhirnya kami mendapatkan tanah di lokasi yang menurut kami nyaman, jadi kami tidak perlu terburu-buru untuk menjual rumah yang kini kami tinggali, untuk membeli rumah baru.

Jadi ketika tanah itu kami beli, kami bisa mengumpulkan dananya untuk membangun rumahnya. Akhir tahun 2020 dimana pandemi sudah hampir satu tahun. Suami saya sudah gatel ingin membangun tanah tersebut.

Sudah lama saya mengajak suami untuk menemui arsitek dulu, supaya tidak terburu-buru dalam persiapannya. Suami juga bukan tipe yang telaten atau sabar dalam mencari arsitek. Dia cuma bersedia memilih dua saja dari nominasi yang saya berikan. Beliau terlalu banyak pikiran, padahal ini tidak baik, harusnya bersabar sambil nanti hati yang menentukan kira-kira pas dengan arsitek yang mana. Paling sedikitnya pilihlah 3 nominasi, disitu bisa dibandingkan mana yang lebih pas. 

Mungkin kalau 5 juga boleh, tapi setidaknya tidak 2 saja seperti kami. Jadinya menyesal belakangan. Nanti cerita selanjutnya akan saya lanjutkan di part berikut.

Senin, 22 November 2021

Kegiatan Motorik Kasar Sepak Bola Untuk Balita

Kalau sudah melihat potensi anak, rasanya mama gatel juga ya daftarin ke sebuah klub sejak dini. Padahal kalau masih balita kan biasanya memang main-main saja. Kita belum tahu apakah memang betul itu potensinya atau bukan. Tapi kalau tidak dicoba kan kita tidak tahu.

 Kalau join ke klub rasanya di usia-usia Sekolah Dasar sudah lebih layak agar dananya tidak mubazir jika ditengah-tengah anaknya mendadak tidak mau ikut lagi. 

Gimana kalau usia balita tapi sudah hobi banget sepak bola? Ternyata di Jakarta dan sekitarnya, ada loh klub sepak bola untuk balita. 

Disini anak berlatih fokus, menendang ke titik yang sudah di tentukan. Kemarin anak saya bergabung di usia empat tahunan. Saya fikir, dia akan senang, karena saya merasa mata dan tubuhnya suka kurang fokus dan sering terjatuh.

Saya sudah membayar biaya registrasi sebesar Rp. 400.000,- dengan mendapatkan seragam belum termasuk spp di BSS for toddler.  BSS For toddler ini ada cabangnya disetiap wilayah. Fee nya Rp.500.000 untuk 4 sesi.

Bertahan 1 bulan, anak saya sudah tidak mau lagi mengikuti. Bilangnya sih nggak punya teman. Capek. Padahal kalau di rumah tenaganya tidak habis-habis. Tapi kenapa pas di lapangan luas malah wakwaaw. Awalnya saya berharap anak saya bisa enjoy. Karena fokus saya masih selalu di motorik anak, sebelum TK nanti belajar calistung.

Saya merekomendasikan BSS ini untuk aktifitas anak laki-laki, mungkin kalau kakaknya tidak mau, adiknya nanti berminat. Masih banyak juga olah raga anak-anak yang bisa diikuti seperti renang, sepatu roda, berkuda seperti Rafathar, memanah dan olah raga lainnya. Tapi anak saya masih mau main sepeda keliling komplek. Lain kali dicoba lagi klub yang lain. 

 

Senin, 15 November 2021

Tempat Belajar Mengaji di Bintara Jaya Bekasi

 Tahun sudah akan berganti, saya masih belum menginjakan jejak lagi di blog ini. Bersyukur pandemi mulai berangsur-angsur normal, walaupun kita juga harus tetap dengan segala macam alat perang. Masih selalu pakai masker, mencuci tangan atau membawa handsanitizer,dan menjaga jarak.

Gimana nih mom kelanjutan pencarian sekolah anak? Sudah lama banget saya tidak survei-survei lagi sekolah. Rencananya tahun depan (2022) anak saya mau masuk TK A. Sekarang anak saya mengikuti kelas mengaji, seperti TPA (Taman Pendidikan Al Quran). Alhamdulillah kalau biasanya kelas mengaji muridnya banyak, saya mendapatkan yang semi private, jadi masih ada teman-teman beberapa anak, supaya anak saya semangat mengajinya. Karena jujur saja, kalau di rumah, dia masih susah banget buat belajar. Mungkin saya memang tidak bisa mengajar.

 Saya mendapatkan info kelas mengaji ini dari tetangga. Anak tetangga tersebut, mengikuti kelas bimbingan belajar calistung lalu lanjut dengan kelas mengaji. Letaknya di jalan Bintara Jaya IX, masih satu alamat dengan rumah kami, bernama NR Educare. Pemilik NR Educare adalah Bunda Unnie, yang disana mengajar bersama adik-adiknya. Lokasinya didalam gang dan mentok, jadi anak-anak aman karena tidak bisa keluar-keluar dari rumah belajar tersebut.

Anak saya senang belajar disana, karena selain mengaji juga ada kegiatan motorik untuk anak. Bunda Unnie juga sangat peduli dengan perkembangan anak, sebelum bergabung, saya ditanyakan terlebih dulu untuk sejauh mana perkembangan anak saya, jadi belajarnya sesuai tahapan perkembangan anak.

Sedihnya bulan Desember nanti kami sudah terakhir tinggal di Bintara, saya telat mengetahui tempat belajar ini, terlebih kemarin juga masih takut untuk bergabung dengan kelas-kelas belajar offline. Semoga di tempat baru nanti kami juga bisa mendapatkan tempat belajar mengaji yang cocok untuk anakseperti di NR Educare.