Rabu, 15 Agustus 2012

Ramadhan Berbagi dengan Lansia

Minggu, 12 agustus 2012 tepat di Bulan Ramadhan kali ini, aku bersama teman-teman Backpacker Indonesia berkujung ke Panti Werdha Budi Mulia di Jelambar Jakarta Barat. Aku dengan mengikutsertakan teman semasa kuliahku Syaichun bergabung membantu teman-teman Backpacker Indonesia bakti sosial ke Panti Lansia yang menjadi pengalaman baru untuk kami berdua.

Walaupun hari itu juga bertepatan dengan bakti sosial bersama teman-teman Akademi Berbagi Bekasi ke Panti Asuhan Yatim Piatu, entah kenapa aku lebih memilih berkunjung ke Panti Lansia bersama-sama teman Backpacker walaupun belum banyak yang aku kenal disini.


Panitia merencanakan untuk tiba di Panti sekitar siang hari, agar kami disempatkan berbincang-bincang dengan opa oma disana sampai waktunya berbuka puasa tiba.


Sesampainya kami disana, aku dan temanku Syaichun sempat bingung harus bagaimana, kami berdua bengong dan takut untuk mendekati opa-oma disana. Takut mereka aneh sama kita, atau gak suka dengan kehadiran kita, atau sepertinya mengganggu.

Tapi akhirnya setelah teman-teman backpacker semuanya berkumpul, kami menyebar dan masuk ke kamar-kamar penghuni Panti  beristirahat untuk menyapa dan bercengkrama bersama mereka, dan lihat apa yang terjadiii..

Aaaaakkk senang melihat kegembiraan mereka karena kehadiran kamii. Disini, di kamar pertama yang kami kunjungi bisa dikatakan kamar yang bersih. Kamar berpenghuni lebih dari 10 orang tersebut masing-masing kasurnya tertata rapih dan tidak kumuh.Selimut dan bantalnya berbaris rapih tampak mereka sangat menjaga kebersihan, membuat kami nyaman berlama-lama disana.

Obrolan kami dengan mereka pun harus berhati-hati, tidak langsung menanyakan hal-hal sensitive seperti "Oma, anaknya kemana?" meskipun di benakku itulah hal yang pertama ingin aku tanyakan. Tapi ternyata ada loh beberapa yang tanpa di tanya, mereka langsung menceritakan.


Oma yang satu ini, aku lupa namanya, tapi ia banyak sekali mengoleksi buku. Ia berkata, walaupun matanya sudah sulit digunakan, tapi ia tetap suka membaca, katanya ia memiliki perpustakaan di rumah, Ia memperlihatkan koleksi bukunya yang banyak. Ia mengaku anak-anaknya tinggal di luar negri sekarang. Berkali-kali ia berterima kasih atas kedatangan kami kesini.



Aku mencoba mendekati mereka satu persatu-satu, karena mereka semua bersih akupun tidak enggan mendekat. Hal yang lucu ketika aku mendekati salah satu oma yang asik berbicara sendiri adalah ketika aku mendekatinya dan mencoba mengerti apa yang ia bicarakan karena ia menggunakan bahasa Jawa. Beberapa lama berselang, aku baru menyadari bahwa oma itu gila dan ia memang suka bicara sendiri.


Ternyata, tidak sedikit dari oma-opa di sana memang gila atau tidak waras lagi dan aku sulit membedakannya mana yang bisa di ajak bicara dengan akal sehat. Cerita- cerita mereka berbagai macam dan tidak sedikit yang mengundang gelak tawa kami. Kalau dari segi umur, nampaknya mereka semua di atas 60-an.

Ini Salah satu oma yang selalu terlihat ceria dan menghibur kami, ia suka menari-nari dan membuat kami tertawa melihatnya.


Ini adalah salah satu oma yang belum lama tinggal di Panti ini. Ia mengaku sebatang kara di Jakarta. Awalnya ia adalah seorang penjual gorengan, tapi ketika tangan kanannya sakit dan tidak dapat lagi mencari nafkah, ketua RT tempat ia tinggal membawanya kesini.

Sebenarnya ketika aku disana, bahkan ketika aku bercerita disini, aku tidak dapat menahan air mata. Aku  ingin sekali menambah kebahagian mereka bukan hanya dengan materi. Sesungguhnya disana mereka sangat berkecukupan, apalagi ketika bulan Ramadhan seperti ini, banyak sekali datang sumbangan untuk mereka. Mereka juga ada yang memberi uang jajan untuk sehari-hari.

Sempat temanku Syaichun berkata, "Kenapa ya duy, gue gak kesini aja pas gue lagi down, Ini kan lebih bikin gue bersyukur", dan aku pun mengiyakannya. Ketika kita sedih atau menghadapi masalah, dan kita melihat banyak hal lain yang bisa jadi konsentrasi kita, pasti kita tidak akan terlarut dalam masalah tersebut.

Banyak sekali hal yang aku dapat disini, rasanya aku ingin sering-sering bisa berada di tengah mereka, aku  jadi seperti ingin lebih berguna untuk orang banyak, dan kelak ketika aku tua, aku tidak kesepian dan masih dikelilingi orang yang aku sayang.

Belajar untuk selalu bersyukur, belajar lebih menyayangi orang tua dan sesama, belajar untuk lebih banyak berbagi, belajar untuk lebih memaknai hidup dan tidak membuangnya percuma. Terima kasih untuk teman-teman Backpacker yang sudah mengajak aku kesana. Terima kasih banyaaaaak. terima kasih untuk kebersamaannya, semoga kita bisa membuatnya lagi lebih rutin. Terima kasih juga untuk foto-foto candid nya, maaf tidak izin terlebih dahulu untuk di muat. Terima kasiiiiiih untuk pengalamannya yang berharga,