Sudah lama tubuh ini berteriak-teriak kelelahan karena si sulung
aktifnya minta ampun dan pekerjaan rumah susah kepegang, diitambah lagi
sekarang berbadan dua.
Disaat anak masih satu dan belum hamil, saya sangat santai dalam urusan
domestik. Saya dan suami terbiasa cari makan masing-masing. Setrikaan
bisa urusan laundry, bebenah pun masih bisa panggil penyedia jasa
bebersih sesekali.
Menggunakan jasa ART belum menjadi sesuatu yang darurat karena saya
lebih suka kesendirian dan hanya ada suami dan anak dirumah. Namun saya
tidak boleh egois, karena terkadang badan saya sudah tidak bisa
mengikuti kemauan si sulung yang lagi aktif-aktifnya itu.
Ternyata, sebagai pengalaman pertama saya dalam meng-hire seorang
ART sungguh suatu yang terkadang menguras hati. ART yang saya hire ini
dari desa dan baru lulus SMK. Pasti ebeus-ebeuss senior sudah paham
kendala yang terjadi.
Pertama, saya suka ketenangan, ketika saya mendapati ART yang suka
berbicara, saya jadi pusing, dia terlalu banyak bertanya yang bukan
berhubungan dengan pekerjaan.
Kedua, karena dia dari desa dan masih muda, terasa sekali sikapnya yang
masih agak norak dengan melakukan selfie dimanapun. Disini saya geram,
saya belum tahu untuk me-warning ART agar tidak terlalu sering memegang HP, jadi lah saya harus tegur dia. Benar-benar memiliki attitude semau dia, disini agak lelah saya menegur.
Ketiga, kembali lagi, karena dari desa, masih ABEGE, ia suka sekali
nyomot makanan saya, disini menjadi pelajaran saya untuk tidak terlalu
pelit, tapi gimana ya,, terkadang makanan saya tidak murah dan dia tanpa
ijin mengambilnya Saya tidak ingin menganggap dia bawahan, tapi
kesemau2annya dia membuat saya harus kembali menegur. Bagaimana dia men-treat anak saya, yaitu dengan enak nya berbagi sendok disaat menyuapi anak saya.
Terakhir, hidup jadi lebih boros karena ketika saya lelah menegur dan
saya juga menjaga perasaanya supaya betah dirumah saya, saya harus
pasrah dengan cara kerja dia yang terkadang terlalu membuang-buang
listing, detergen, minyak goreng, tissue dll..
Haduuhh memang sulit ya mencari ART yang cocok, tapi harus banyak
positif thinking juga supaya tidak stres, toh hidup saya lumayan
terbantu dengan adanya dia, kalau tidak legowo, pusing juga kan sudah
mengeluarkan uang tambahan setiap bulan untuk menggaji dia tapi kita nya
tidak ikhlas. Doakan saya ya supaya kuat, anak-anak lekas mandiri, dan
saya bisa kembali struggling tanpa ART.