Kamis, 22 November 2012

Gigi Pagar

big smile
Happy 1st behel anniv.. yihiiy..
Hehe
Anniversarry yang aneh, tapi iseng-iseng ditengah malam ini aku inget setaun lalu aku baru pake behel. Dan RASANYAA… haduuuh…

Sekarang behel bukan lagi suatu hal yang spesial. Anak sekolahan, meng klaim diri mereka gaul dengan memakai behel. Dan bahkan, seorang pernah bilang sama aku bahwa memakai behel setelah kerja, merupakan sebuah achievment, karna pasti berbehel dengan uang keringat sendiri . Hahhhaha… lucu dengernya.

Aku pribadi, memakai behel karna mempunyai masalah gigi yang agak mempersulit untuk tertawa terbahak-bahak, dan membuat aku harus menutup mulut dengan tangan ketika tertawa besar-besar.
Sebenarnya, memakai behel itu juga merupakan komitmen, ketika kita memutuskan untuk berbehel, kitapun juga harus siap dengan sakit-sakitnya, rutin kontrol setiap bulan, biaya yang cukup mahal untuk kontrol-aksesoris akaesoris tambahan, belum lagi resiko-resiko lain seperti gigi yang berputar-putar.

Kenapa aku bilang komitmen, karna jika sudah berbehel apalagi gigi sudah dicabut kiri kanan, itu berati kita sudah siap dengan segala resikonya hingga gigi kita kembali berbaris rapih tidak ada sela.
Gak jarang setiap sakit yang dirasa, gatel banget pingin copooot aja nih behel. Karna rasa ngilu, seperti semua gigi bakalan rontok.

Resikonya pun banyak. Jika kita nggak terlalu bersih menyikat gigi, maka akan banyak penempukan sisa makanan, dan itu bisa jadi karang gigi atau gumpalan di gusi. Kalo nggak dibersihkan akan bau mulut atau gusi nya jelek sekali. Kalo gusinya udah jelek, rusak, gendut, operasinya mahal banget.
Resiko biayapun harus siap, yaitu bukan cuma siap uang kontrol tiap bulannya. Tapi ketika kita menghadapi resiko ada gumpalan gusi atau juga karang, kita hrus siap dengan biaya tambahannya. Belum lagi kalo kawat perlu di ganti.

Memilih dokter yang sangat concern terhadap perkembangan gigi kitapun juga penting. Bukan hanya karna di dokter A murah lalu kamu pilih. Khawatir terlalu banyak pasien, dokter tersebut jadi tidak maksimal.
Pemakai behel, butuh sikat-sikat khusus yang berbeda. Belum lagi jika terkena sariawan, ada lilin khusus pengganjal behel supaya sariawan tidak melebar.

Manfaat dari behelnya sendiri pun, membuat rahang kita berubah. Lambat laun rahang atau struktur muka menjadi berubah, dan tentu berubah menjadi lebih cantik dan tirus dong. Hehe
Rasa sakit yang dirasa itu biasanya sehabis kontrol. Atau jika karet lepas, ngilu bukan main. Tapi lekaslah ke dokter kalo karet lepas karena sakit yang berlangsungpun gak lebih dari seminggu.

Etapi ada yang bilang kalo pake behel tun jadi langsing? Lah emang ngaruh? Emang sih, muka jadi lebih tirus, dan sebenarnya penyebabnya itu ketika abis kontrol, gigi ini seperti lemas dan tidak punya tenaga untuk mengunyah, jadinya males makan terus kurus deh :-)
Sebagai pebehel yang baru setaun ini sih, yang aku rasain kaya gituu… dan penting buat pebehel pemula, jangan makan permen karet karna bakal nyangkut :D

My dentist room

Minggu, 04 November 2012

Welcome to Quarter of Life

Weehh, udah satu taun gak posting, semenjak umur aku 24 dan sekarang kan udah 25.. krikk…
iya akuuu udah 25 sekarang, hayooo udah achieve apaa??
itu pertanyaan ibu waktu sehari sebelum aku ulang tahun aku bilang ke ibu, “besok aku 25 ya bu.” dan pastinya aku cuma bisa jawab dengan derai air mata.
“aku belum bisa jadi apa-apa” :’(
dan ibu dengan sejuta pengetiannya menimpali dengan, “iya belum, tapi ikhtiar, semoga semua ada hikmahnya ya”.
huuuu, sediih…
tapii gak mau cerita sedih-sedih ah, mau cerita menapaki 25 ini gimana rasanya #tsaah…
iya gimanaa cobaaak??
hehehe
pernah denger dong syndrome 25?
di saat teman-teman ‘terlihat’ lebih sukses, ‘terlihat’ lebih bahagia, lalu ketika lihat diri sendiri?
belum lagi liat temen-temen yang udah pada nikah, lalu akan ada pertanyaan “kapan nyusul?” hmmm… berabe kalo settingnya di kuburan ya
aaaaaaakkkkkk,
yuk ah jangan liat orang lain, stay fokus kejar masa depan sendiri. semua orang kan punya kesempatan untuk berhasil.
balik lagi ke syndrome 25 itu, dimana masih jet lag loh, beberapa bulan lalu masih di kuliah, belum punya tanggung jawab yang banyak, masih punya orang tua lengkap, uang jajan masih minta, tiap hari ketawa bareng temen-temen. gak kenal apa itu sedih?
sedih itu nama apa?
sedih itu siapa?
sekarang,
eng ing eeeng *ini tulisan kebanyakan backsound* :p
masih kaget deh, di bawah umur 24, masih kaya di dunia fantasi, eh di taun ini kaya masuk ke Dunia lain, isinya uka-uka..
mendadak jadi diliatin masalah-masalah hidup yang pelik. alhamdulillah masih di kasih masalah ‘sedang’ dan belum bisa di katakan problematika hidup jugaaak..
tapi tiap denger cerita temen-temen sebaya, yang pada 25 juga, gak kuat mau nolong, apalagi empati aku besar, bisa sampai di marahin ibu karna ampe lupa rumah *ini serius*.
ya walaupun dengan banyak keterbatasan, tapi sebisa mungkin aku akan berada di tengah temen-temen aku yang membutuhkan pertolongan.
kebetulan aku banyak sahabat, dan walaupun aku “telat dewasa” aku sering sekali  jadi bahu sandaran teman-teman dikala sedih.
sindrom 25 dengan beragam masalah..
ada beberapa kawan yang terlibat hutang besar, ada yang dari pengusaha kaya raya ber mobil 5 sampai bangkrut total sampai cuma harus tinggal di rumah susun, ada yang harus menjadi tulang punggung keluarga dan sering menebus adiknya di penjara, ada kawan yang ditinggal nikah pasangan, kawan yang dari awal pernikahan tidak bahagia, ada kawan yang disakitin cowok mulu, ada yang pasca sarjana gak kelar-kelar, beberapa ada yang keluarganya rumit banget. DUAARRR!!! gak maksut mengumbar curhatan kalian ya guys, hehe… sebagai bahan belajar bareng-bareng aja.
gak mudah kaaan, tapi bukan tentang permasalahan siapa yang lebih berat, karena allah kasih kita cobaan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
sejauh ini, di 25 ini.. alhamdulillah aku bahagia atas semua kehidupanku. di kelilingi keluarga dan teman-teman yaaaaaaaang kereeen! dan insyallah, taun depan udah ada achievementnya, udah ada calonnya jugak *ngikik*.
etapi kalo umur 25 udah bisa dibilang sukses belum sik? ya yang udah settle gitu? sejauh ini sih liat temen belum ada deh. bukan hanya berdasarkan kerja di kantor bagus aja ya. paling nggak yang tabungan atau investasinya banyak gituuu.. hmm… ada nggak?
atau kalau ngomongin nikah, semua ada waktunya.. teman ada yang udah sampe punya anak dua, tapi nanti dulu untuk yang satu itu.. semua udah ada jalannya masing-masing dan aku menikmatinya :’)
satu hal lagi, di sebelum 25 kemarin, sumber kegalauan karir aku banget, lagi jatuh deh, karna waktu abis lulus kemarin alhamdulillah udah ada pekerjaan bagus, tapi sekarang mau ngejar passion. Doain ya semoga di umur 25 dan seterusnya lancar. gak gagal lagi walaupun jatuh bangun itu biasa kan.

Jumat, 07 September 2012

Owh Bang!!


Masih di tahun yang sama, dan di bulan yang berbeda, dan di perjumpaan menulis yang sudah amat aku rindukan.
Dalam keadaan yang amat lepas, lepas dari beban, harus kekantor setiap hari, di hina dan dikecilkan sebagai karyawan yang gak bisa apa-apa dan beretika buruk.
Masih ingat betul , melewati 6 minggu yang berat, awalnya saya tidak pernah berkehendak untuk bisa bergabung di bidang perbankan. Tapi uang yang berhasil membelokkan fikiran saya.
Tetapi menjalani membuat saya dilemma, apalagi dengan cobaan di awal yang membuat saya kaget. Dengan trainer yang setiap hari selalu mengincar saya dalam berbagai materi, memarahi saya, dan mencari kesalahan buruk.
Sampai suatu hari, saya menghadap si mentor, bercerita panjang lebar, seperti layaknya abang dan adik tapi malah jadi boomerang untuk saya. Entah apa yang dipikirannya, kami sempat saling tos di akhir perbincangan, seolah berdamai dan tidak akan membenci satu sama lain.
Tapi ternyata semuanya palsu. Keesokan harinya di bahas dalam briefing gabungan dua angkatan, tentang sikap yang memojokkan saya.
Disitu saya kaget betul dengan topic pembahasan briefing, mengapa saya? Apa saya seburuk itu dalam bersikap?
Tidak ingin menangis, tapi mencoba kuat. Tetap ingin menjalani walaupun hati selalu gamang. Sampai akhirnya terjun langsung menghadapi pelanggan, dan saya menyukainya.
Tapi keadaan belum selancar itu, sampai akhirnya suatu hari hanya ingin bertanya, tapi itu kembali menjadi boomerang.
Baru satu bulan lebih saya di tempat ini, mengapa kejadian demi kejadian menimpa saya? Apa salah saya? Kaget, bingung, kesal bercampur. Mereka tidak layak mencap diri saya seperti itu, mereka tidak kenal saya.
Briefing kedua membuat saya yang sedang sakit, menjadi lebih sakit. Sudah cukup semuanya. Tidak perlu ada briefing kali ke tiga , empat, dan seterusnya.
-Quit

Rabu, 15 Agustus 2012

Ramadhan Berbagi dengan Lansia

Minggu, 12 agustus 2012 tepat di Bulan Ramadhan kali ini, aku bersama teman-teman Backpacker Indonesia berkujung ke Panti Werdha Budi Mulia di Jelambar Jakarta Barat. Aku dengan mengikutsertakan teman semasa kuliahku Syaichun bergabung membantu teman-teman Backpacker Indonesia bakti sosial ke Panti Lansia yang menjadi pengalaman baru untuk kami berdua.

Walaupun hari itu juga bertepatan dengan bakti sosial bersama teman-teman Akademi Berbagi Bekasi ke Panti Asuhan Yatim Piatu, entah kenapa aku lebih memilih berkunjung ke Panti Lansia bersama-sama teman Backpacker walaupun belum banyak yang aku kenal disini.


Panitia merencanakan untuk tiba di Panti sekitar siang hari, agar kami disempatkan berbincang-bincang dengan opa oma disana sampai waktunya berbuka puasa tiba.


Sesampainya kami disana, aku dan temanku Syaichun sempat bingung harus bagaimana, kami berdua bengong dan takut untuk mendekati opa-oma disana. Takut mereka aneh sama kita, atau gak suka dengan kehadiran kita, atau sepertinya mengganggu.

Tapi akhirnya setelah teman-teman backpacker semuanya berkumpul, kami menyebar dan masuk ke kamar-kamar penghuni Panti  beristirahat untuk menyapa dan bercengkrama bersama mereka, dan lihat apa yang terjadiii..

Aaaaakkk senang melihat kegembiraan mereka karena kehadiran kamii. Disini, di kamar pertama yang kami kunjungi bisa dikatakan kamar yang bersih. Kamar berpenghuni lebih dari 10 orang tersebut masing-masing kasurnya tertata rapih dan tidak kumuh.Selimut dan bantalnya berbaris rapih tampak mereka sangat menjaga kebersihan, membuat kami nyaman berlama-lama disana.

Obrolan kami dengan mereka pun harus berhati-hati, tidak langsung menanyakan hal-hal sensitive seperti "Oma, anaknya kemana?" meskipun di benakku itulah hal yang pertama ingin aku tanyakan. Tapi ternyata ada loh beberapa yang tanpa di tanya, mereka langsung menceritakan.


Oma yang satu ini, aku lupa namanya, tapi ia banyak sekali mengoleksi buku. Ia berkata, walaupun matanya sudah sulit digunakan, tapi ia tetap suka membaca, katanya ia memiliki perpustakaan di rumah, Ia memperlihatkan koleksi bukunya yang banyak. Ia mengaku anak-anaknya tinggal di luar negri sekarang. Berkali-kali ia berterima kasih atas kedatangan kami kesini.



Aku mencoba mendekati mereka satu persatu-satu, karena mereka semua bersih akupun tidak enggan mendekat. Hal yang lucu ketika aku mendekati salah satu oma yang asik berbicara sendiri adalah ketika aku mendekatinya dan mencoba mengerti apa yang ia bicarakan karena ia menggunakan bahasa Jawa. Beberapa lama berselang, aku baru menyadari bahwa oma itu gila dan ia memang suka bicara sendiri.


Ternyata, tidak sedikit dari oma-opa di sana memang gila atau tidak waras lagi dan aku sulit membedakannya mana yang bisa di ajak bicara dengan akal sehat. Cerita- cerita mereka berbagai macam dan tidak sedikit yang mengundang gelak tawa kami. Kalau dari segi umur, nampaknya mereka semua di atas 60-an.

Ini Salah satu oma yang selalu terlihat ceria dan menghibur kami, ia suka menari-nari dan membuat kami tertawa melihatnya.


Ini adalah salah satu oma yang belum lama tinggal di Panti ini. Ia mengaku sebatang kara di Jakarta. Awalnya ia adalah seorang penjual gorengan, tapi ketika tangan kanannya sakit dan tidak dapat lagi mencari nafkah, ketua RT tempat ia tinggal membawanya kesini.

Sebenarnya ketika aku disana, bahkan ketika aku bercerita disini, aku tidak dapat menahan air mata. Aku  ingin sekali menambah kebahagian mereka bukan hanya dengan materi. Sesungguhnya disana mereka sangat berkecukupan, apalagi ketika bulan Ramadhan seperti ini, banyak sekali datang sumbangan untuk mereka. Mereka juga ada yang memberi uang jajan untuk sehari-hari.

Sempat temanku Syaichun berkata, "Kenapa ya duy, gue gak kesini aja pas gue lagi down, Ini kan lebih bikin gue bersyukur", dan aku pun mengiyakannya. Ketika kita sedih atau menghadapi masalah, dan kita melihat banyak hal lain yang bisa jadi konsentrasi kita, pasti kita tidak akan terlarut dalam masalah tersebut.

Banyak sekali hal yang aku dapat disini, rasanya aku ingin sering-sering bisa berada di tengah mereka, aku  jadi seperti ingin lebih berguna untuk orang banyak, dan kelak ketika aku tua, aku tidak kesepian dan masih dikelilingi orang yang aku sayang.

Belajar untuk selalu bersyukur, belajar lebih menyayangi orang tua dan sesama, belajar untuk lebih banyak berbagi, belajar untuk lebih memaknai hidup dan tidak membuangnya percuma. Terima kasih untuk teman-teman Backpacker yang sudah mengajak aku kesana. Terima kasih banyaaaaak. terima kasih untuk kebersamaannya, semoga kita bisa membuatnya lagi lebih rutin. Terima kasih juga untuk foto-foto candid nya, maaf tidak izin terlebih dahulu untuk di muat. Terima kasiiiiiih untuk pengalamannya yang berharga,







Jumat, 06 Juli 2012

Tips Beradaptasi di Kantor baru


Posting gue kali ini dedicated untuk temen gue miss. R
Well, doi yang baru pindah kerja ini belum nyaman dengan lingkungan kantornya, padahal Rini *ups keceplosan* termasuk anak muda yang supel ….
Ketika dia mention gue di twitter untuk konsultasi pergaulan, gue langsung terbersit untuk ngasih tau hal-hal yang perlu dik Rini pelajari dalam trik bergaul #tsaahhh.
Tapi beradaptasi di kantor memang bukan hal yang mudah, takut salah kesalahan di musuhin satu kantor gegara kelakuan yang ajaib.
Berikut tips and trik yang semoga moga ajaaaa bermanpaaaat dan bisa di coba kawan-kawan lain yang baru beradaptasi di kantornya!!

Hal pertama yang perlu di perhatikan adalah, buatlah diri kamu se ceria mungkin di hadapan orang-orang.  Bertindak seperti orang yang sangat senang bergabung di kantor baru. Penuh semangat!  Bisa di coba dengan mengepalkan tangan ke udara di setiap kamu melakukan aktivitas di kantor baru. Maka kamu akan terlihat sangat bersemangat.
Hal kedua  biasakan memberi senyum kepada semua orang di kantor baru yang baru kamu kenal! Ingat, cukup dengan senyum, jangan tertawa terbahak-bahak ! Kamu tidak perlu melet-melet atau kedip-kedipin mata, karna kamu akan di anggap cacingan! Cukup memberikan senyum kesan ramah!  Jika kamu sedang ada masalah dan males senyum, kamu bisa membeli boneka emoticon bb berbentuk smile dan kamu bawa kemana-mana untuk mewakili keramahan kamu!
Hal ke tiga, menyapa! Sapa mereka dengan sebutan yang lazim di kantor itu, seperti “Pagi mbak!”. Dan jangan sampe kamu sok asik dengan menyebut mereka.. “Hai, sob,sis,bro,coy,rek,cun”  *ups! Kelepasan* tapi yang pasti yang laki-laki kamu panggil pak atau mas, dan yang perempuan kamu panggil ibu atau mbak! Dan peliss jangan terbalik!
Hal keempat, sesekali puji mereka! Tapi jangan terlalu berlebihan atau sotoy!  Bisa di mulai dengan memuji  “mbak Ditaaa, warna lipstiknya bagus ” dan kalo di bales dengan nada nggak enak  “apa sih kamu, saya belum pake lipstick” tetaplah dengan pujian lain. “ih mbak, kalo judes makin cantik deh” ß kalo hal ini terjadi kamu siap-siap aja untuk di tonjok.

Sekian tadi empat tips dari saya, dan semoga lain kali saya bisa kasih tips yang lebih bermanpaat..