Assalamualaikum Pak,
Ini anak mu yang mungkin jarang berdoa untuk mu, Pak. Tapi diantara jutaan dosaku, mungkin aku bukan anak yang baik.
Pak, aku sekarang mencoba hidup mandiri dengan kedua anakku. Belum ada pekerjaan tetap, belum ada tempat tinggal tetap, tapi aku sudah pernah berjuang Pak walaupun itu perih dan sendirian.
Ibu yang selalu mendukungku di belakang, walaupun Ia pun kena caci maki juga karena membela anaknya sendiri.
Aku tinggal sendiri hanya dengan anak-anak, Pak. Karena ketika aku rapuh, ada saja yang cuma bisa jorokin aku.
Kalau ngga punya IMAN, mungkin aku sudah ga kuat lagi. Karena kalau menyesal, harusnya selepas Kio lahir, aku kembali bekerja saja ya Pak.
Aku yakin rezeki Allah sangat luas. Mengabdikan diri buat keluarga, malah membuatku menjadi babak belur. Ternyata, menemani ketika susah itu tidak menjamin bahwa tidak akan dibuat susah.
Aku tidak bisa mengandalkan siapa-siapa sekarang, Ibu sibuk mengajar dan masih jadi tulang punggung untuk anak yang lain.
Aku memutuskan untuk lebih dekat dengan Maha Pencipta, karena Dia lah peganganku satu-satunya, kalau bapak tanya tentang anak pertama bapak, aku nggak tau pak, dia itu kakak aku atau bukan! Yang aku tau, dia Pakdenya anak-anakku.
Mulai sekarang, aku akan terus mendoakan Bapak. Semoga aku tetap bisa punya seseorang yang bisa melindungiku kelak.
Aku takut Pak, ditempat tinggalku ini Pak RTnya ganjen. Menyapa dibilang terlalu ramah, tidak menyapa dibilang sombong, sulit membuka diri untuk menjadi aku saat ini. Allah kasih aku yang terbaik ya Pak! Sampai nanti Allah kasih aku seseorang yang tidak pernah lupa akan Rabb nya, bisa menjadi imamku kelak, yang keluarganya baik dan sayang sama anak-anak dengan tulus.