Sabtu, 20 Mei 2023

Mencari Sekolah Dasar

 Bismillah,

Salah satu hal yang menantang buat aku saat menjadi Ibu itu adalah ketika nanti anakku menginjak Sekolah Dasar. Masih selalu bingung kira-kira SD seperti apa yang cocok untuknya, uang pangkal SD itu mahal banget, jadi mudah-mudahan dapat sekolah yang bagus sekalian untuk dia selama 6 tahun.

Sebelumnya aku sudah sering banget review Sekolah di blog ini. Sekarang aku pengen sharing tentang pilihan aku dalam memilih SD. Satu hal buat aku, sekolah tidak harus terkenal, tapi bisa memberikan pembelajaran yang menyenangkan. Bukan sekolah yang terlalu akademis, tapi relevan untuk bekalnya dewasa.

Aku sebenarnya sudah memegang gambaran apa yang harus ada di kurikulum anak-anak. Pertama adalah agama. Tapi sekolah islam buanyaaak sekali, jadi bukan value itu saja, tapi bagaimana pendekatan agama kepada anak di sekolah tersebut. Belum ingin yang mengejar hapalan al quran, karena ada hal lain yang lebih urgent, yaitu adab dan tauhid.

Lingkungan yang sederhana, bukan yang mengagungkan harta orang tua. Biasanya sekolah seperti ini lumayan banyak pengeluaran dan bayaran sekolahnya pun mahal tapi tidak sebanding dengan kualitas.

Seberapa sekolah juga memperhatikan tumbuh kembang anak dan disampaikan kepada orang tua, jadi orang tua juga terlibat dalam pertumbuhan anak. 

Sampai akhirnya aku selalu berdoa sama Allah agar ditunjukkan sekolah yang cocok dengan anak aku. Sekolah dengan jarak 7 km dari rumah, masih ok kalau hanya sekitar setengah jam buat kami. Sekolah yang tidak aku sangka memperhatikan sangat mendetil tentang anak. 

Di awal Kio di observasi, lalu mengikuti trial selama minimal 3 hari, tapi Kio ikut 4 hari. Sekolah ini sangat memperhatikan kekurangan yang Kio belum dapatkan di usianya, seperti menangkap kalimat perintah lebih dari 2 kalimat dalam 1 waktu, belum terbiasa makan sendiri, hingga nutrisi yang belum Kio belum pernah temui dirumah, sekolah akan perkenalkan pengalaman itu.

Saya sangat tertegun dengan laporan yang diberikan sekolah, insya allah Kio akan bergabung di sekolah yang cukup private ini. Sekolah yang tidak pernah beriklan, makanya muridnya pun tidak sampai 10 orang perkelas. Lingkungan kecil, namun isnya allah, 7 tahun kedepan, Kio bisa bertumbuh menjadi manusia yang optimal disana, insya allah.

Kalau ditanya kenapa harus pindah sekolah TK? Ternyata Kio punya kebutuhan gerak yang besar dan di sekolah yang sekarang tidak memfasilitasi untuk hal itu. Aturannya pun ketat, jadi gerak Kio pun terbatas. Kedua sekolah ini sama-sama menggunakan metode sentra yang Kio sudah familiar. Nanti tinggal aku kembangkan lagi, selain bergarak, apa yang Kio butuhkan, supaya anak ini tidak "kehausan".

Minggu, 26 Desember 2021

Cerita Membangun Rumah (Kontraktor) Part 2

Sebesar apapun keinginan, harus diimbangi dengan budget. Keinganan pasti ingin terbaik, Kami sadar diri mencari arsitek dan kontraktor sesuai kemampuan. Saya survei untuk biaya arsitek, namun seperti budget kami terbatas. Jadi kami mencari biaya arsitek yang affordable. Saya juga menawarkan ke suami untuk mencari saja gambar, nanti biar diwujudkan oleh kontraktor.

Dan ceritanya berawal di akhir tahun 2020 lalu, kami menemui 2 arsitek dan 1 kontraktor. Dua arsitek berjalan lancar, namun ketika menemui 1 kontraktor, surveyor kontraktor itu nyasar ke Tambun sedangkan kami di Pondok Gede, padahal kami sudah menunggu lama, suami kecewa dan tidak ingin melanjutkan bertemu dengan kontraktor tersebut. Saya juga memiliki rekomendasi dari teman, namun foto di Instagramnya hanya sedikit, dan suami tidak mau, padahal biaya kontraktornya terjangkau oleh kami.

Sampai akhirnya suami memilih seorang arsitek di Bekasi yang juga menjadi kontraktor kami, beliau menyanggupi budget kami. Awalnya meyakinkan, tapi hingga proses pembangunan kami berjalanan di awal tahun yaitu Februari, pergerakannya lamban, design tidak kunjung selesai, katanya sih design bisa sejalannya pembangunan.

Padahal yaaahh, design seharusnya rampung, barulah pembangunan berjalan, disitu sudah menjadi kesalahan awal. Saya ingin sekali atap pelana miring, tapi dengan kontruksi bangunan yang sudah berjalan, atap pelana miring itu tidak bisa terwujud.

Pembangunan berjalan tiga bulan lalu terbentur dengan libur lebaran. Proyek berhenti 1 bulan. Masih ada waktu 3.5 bulan. Permasalahan tukang pun banyak, tukang suka telat digaji, yang mengakibatkan tukang tidak betah hingga saya menulis ini, tukang kami sudah ganti ke 4 kalinya. Beruntung beberapa bulan terakhir, kami memiliki mandor yang amanah. Walaupun sempat terjadi drama, perjalanan kami membangun rumah tetap berlanjut. 

Bulan Januari nanti adalah genap 11 bulan proses pembangunan rumah kami, semoga drama ini lekas berakhir, karena cobaan sering kali menghampiri kami yang bagaimanapun saya tidak kuat. Akan saya lanjutkan di part selanjutnya ya ketika rumah kami rampung. Terima kasih :)

Rabu, 08 Desember 2021

Akhirnya Pasang IUD

Hal apa yang ada dibenak kamu ketika membayangkan KB IUD atau spiral? 

Sakit? Menyakiti wanita, atau cuma males saja? 

Sedikit banget dari teman saya yang tergerak untuk melakukan KB IUD ini, hal ini membuat saya ragu dan selalu berpikir berulang kali. Salah satu teman saya memakai IUD saat melakukan persalinan, disitu saya menyesal, iya juga ya, kenapa nggak kepikiran.

Alasan lain yang mengganjal saya adalah, bidan dekat rumah mempersulit untuk melakukan IUD, alasan beliau karena ada riwayat persalinan caesar, maka harus di USG dan dilakukan IUD dengan dokter.

Ternyata hal itu tidak berlaku di klinik bidan favorit saya yang dulu menangani KPD saya, yaitu Klinik Bidan Amel. Benar saja dong, walaupun belum genap satu bulan, karena siklus haid saya adalah 21 hari, saya sukses kembali haid, dan IUD saya baik-baik saja.

Tanggal 19 November 2021, di hari ke 6 saya haid, saya memasang IUD dengan bantuan bidan Rani. Bidan yang sudah saya kenal dan sangat ramah dan kooperatif dalam pemasangan IUD. Walaupun masih muda, Bidan Rani sudah mahir dan selalu mengkomunikasikan proses pemasangannya. Disitu saya merasa nyaman karena dengan tenaga kesehatan yang juga seorang wanita. Pemasangannya pun hanya sebentar, lalu wajib kontrol seminggu setelah pemasangan.

Di Klinik Bidan Amel ini menawarkan 3 jenis IUD, saya memilih merk Nova T, yang dikatakan benangnya paling halus diantara yang lain. Biaya Nova T ini sudah dengan jasa pasangnya seharga Rp. 850.000,-. Untuk jenis lainnya ada merk Andalan seharga Rp.500.000,- dan yang dari pemerintah seharga Rp.250.000,-

Efek samping dari IUD ini, yang awalnya Bidan Rani dan Bidan Dwi bilang, kalau saat menstruasi, bisa memberikan efek lebih sakit dan haidnya pun akan lebih banyak, yang terjadi di diri saya adalah, satu hari paska pemasangan saya mengalami mules-mules yang mungkin itu adalah kontraksi rahim.

Karena sudah diberikan obat nyeri, saya makan satu buah, sejam kemudian alhamdulillah membaik. Lalu beberapa hari berikutnya saya mengalami sedikit flek. Ketika satu hari sebelum haid, saya kembali mules-mules, saya pikir saya ada salah makan, ternyata pada malam harinya sekitar pukul 03.30 pagi, haid saya sudah mengalir, padahal biasanya tidak langsung mengalir banyak.

Lalu pada malam hari pertama, badan saya terasa meriang, entah karena IUD atau bukan, karena musim hujan hehe :D  Bagi Ibuk-ibuk yang ingin memakai KB, saya menyarakan tidak usah takut untuk pasang IUD, karena IUD ini tidak menganggu kesuburan, jika ibuk-ibuk masih pingin nambah anak lagi nantinya.. Setelah pasang IUD ini, menstruasi saya berlangsung selama 7 hari, normal saja.Yuk bisa yukk, di jarakin dulu supaya Ibuk waras..

Kamis, 02 Desember 2021

Kelas Robotic Untuk Anak dari Usia Empat Tahun

 Menambah fokus dan belajar koordinasi mata dan tangan adalah salah satu dasar kemampuan  anak dalam Pra Menulis. Di usia Kio yang kini 4,5 tahun, fokus saya adalah menambah terus kemampuannya dalam pra menulis dan membaca terutama menambah rentan fokus. Khawatir saat nanti Kio sudah sekolah, dia sulit untuk duduk anteng menyimak materi guru karena rentan fokusnya yang singkat.



Saya tidak mengikutkan Kio ke kelas calistung, tapi Kio bergabung dengan kelas kreatif bernama Robotic. Beruntung kelas robotic ini tidak jauh dari rumah. Jadi kelas robotic ini sama dengan bermain lego. Bermain lego ini bertujuan agar anak bisa memecahkan masalah, berpikir logis, mencari solusi dan kreatifitas. 




Belajar atau bermainnya sendiri bertahap dari umur 4 tahun hingga 18 tahun. Saat ini Kio masih di level awal yaitu level basic membuat Mosaic 1D & 2D lalu nanti meningkat ke level 3D diusia 5 tahun. Tujuannya adalah untuk mengenali warna, membuat pola, belajar berhitung dan mempelajari bangunan simetris.




Di level basic ini kelasnya seminggu sekali, dengan biaya Rp.350.000 per 4 sesi. Nanti ketika sudah naik tingkat di usia 6 tahun yaitu kelas Fun With Machine, biayanya Rp. 400.000,- Ketika sudah usia lebih besar lagi nanti kelas programming lalu lanjut di level elementary dan advance.

Silahkan mama cari saja Robotic Education Centre terdekat dari rumah. Kelas ini bukan hanya untuk laki-laki, tapi general.

Rabu, 24 November 2021

Cerita Membangun Rumah

Kira-kira tempat ternyaman di dunia versi kamu apa? Kemana pun kita pergi, pasti akan selalu mengingat untuk pulang, pulang ke rumah, ke tempat ternyaman versi kita.

Saya disini mau merekam perjalanan kami dalam membangun rumah. Alhamdulillah, saat anak pertama lahir, kami sudah ada rumah. Namun seiring berjalannya waktu, kami merasa rumah yang kami tinggali sekarang, kurang memberikan jarak bagi anggota keluarga, karena kini sudah bertambah anggota, menjadi 2 anak.

Barang-barang semakin banyak, anggota bertambah, ditambah lagi efek pandemi dimana kita harus selalu berada di rumah. Satu tahun awal kami tinggal dulu, kami pengin membangun lantai 2. Namun rencana berubah, Pak Suami lebih ingin mencari tempat tinggal di lokasi yang berbeda dan banyak pepohonan yang asri.

Bersyukur akhirnya kami mendapatkan tanah di lokasi yang menurut kami nyaman, jadi kami tidak perlu terburu-buru untuk menjual rumah yang kini kami tinggali, untuk membeli rumah baru.

Jadi ketika tanah itu kami beli, kami bisa mengumpulkan dananya untuk membangun rumahnya. Akhir tahun 2020 dimana pandemi sudah hampir satu tahun. Suami saya sudah gatel ingin membangun tanah tersebut.

Sudah lama saya mengajak suami untuk menemui arsitek dulu, supaya tidak terburu-buru dalam persiapannya. Suami juga bukan tipe yang telaten atau sabar dalam mencari arsitek. Dia cuma bersedia memilih dua saja dari nominasi yang saya berikan. Beliau terlalu banyak pikiran, padahal ini tidak baik, harusnya bersabar sambil nanti hati yang menentukan kira-kira pas dengan arsitek yang mana. Paling sedikitnya pilihlah 3 nominasi, disitu bisa dibandingkan mana yang lebih pas. 

Mungkin kalau 5 juga boleh, tapi setidaknya tidak 2 saja seperti kami. Jadinya menyesal belakangan. Nanti cerita selanjutnya akan saya lanjutkan di part berikut.