Selasa, 15 Januari 2013

Si Penipu itu Temanku Sendiri


Malu, sedih, sekaligus kesel ketika tau kalo abis di tipu, apalagi yang nipu itu orang yang di kenal. Mau marah, ngamuk tapi selalu miki-mikir lagi dengan akal sehat.

Penipuan yang aku alami ini bukan tentang di tipu perasaan gara-gara cowok atau yang lain, itu sih udah lah yaaa.. haha…Tapi penipuan yang aku alami ini melibatkan keluargaku, yaitu ibu, kakak, ipar, dan dua orang tanteku.

Ini penipuan uang puluhan juta milik mereka, dan penipuan ini secara langsung aku sangat merasa bersalah tentang hal ini.

Berawal dari status facebook seorang teman yang memberikan jembatan untuk bisa ke mekkah bertemu Allah hanya dengan 5 juta rupiah+1.5 juta untuk biaya administrasi. 
Teman yang gak mungkin lagi berbohong sama temannya, karena dia adalah lulusan pesantren dan kedua orang tuanya adalah ustad dan ustadzah yang memiliki yayasan pendidikan di rumahnya.

Aku sangat tertarik untuk ikut. walaupun sebelumnya gak pernah tersebersit  untuk pergi ke tanah suci, tapi disini seperti panggilan hati dan minta ibu supaya kita bisa pergi berdua hanya dengan 10 juta!
Gak lupa sebelumnya aku Tanya-tanya si “teman” tentang Umrah murah ini.. dan gak terfikir ini penipuan ia bilang “ADA DONATUR YANG MENYUMBANGKAN SEBAGIAN REZEKINYA UNTUK ORANG-ORANG BERANGKAT UMRAH”. Si “teman” yang memang sudah punya travel umrah ini, di pikiran aku, donator ini memberikan sejumlah uang untuk mensubsidi jemaah dan keberangkatan akan di urus travelnya si “ teman” maka gue bertanya lah ke dia “Oh, berarti uang si donator udah di ortu lo yah, dan kita pasti berangkat”.
Si “teman pun menjawab” IYA! Walaupun terkadang masih ragu dan selalu tidak percaya hal ini, nyokap  yang juga ngajak bude selalu ber positif thinking, kami kun ikut serta mendaftar sambil mengurus segala keperluan kami.

 Kami di janjikan akan berangkat bulan Ramadhan (Juli) dimana satu bulan sebelum keberangkatan,  kami di undang untuk manasik haji.
Manasik haji yang di laksanakan di Asrama Haji Pondok gede ini, di hadiri banyak jamaah, lebih dari 50 orang. Donaturnya pun di hadirkan di sana. Ramai dengan para pengurus travelnya pun.

Kakak  dan istrinya pun tertarik untuk mendaftar untuk keberangkatan selanjutnya. Jadi total, aku dan keluarga mendaftar untuk 7 orang, 3 orang berangkat ramadhan, dan 4 orang lagi setelah idul Adha.

Waktu berlalu, tidak terasa keberangkatan kami sebentar lagi. Tapi kami tidak pernah mendapat kabar apapun dari si “teman” maupun pihak orangtuanya yang ku kira merekalah yang mengurus keperluan kami.

Tapi tiba-tiba kurang dari seminggu keberangkatan kami, orang tua si “teman” menyuruh kami berkumpul di sebuah rumah di Depok, entah itu rumah siapa karena selama ini kami selalu kerumah si “teman” di daerah Kalideres.

Ibu ku yang kebetulan sedang libur bekerja berangkat kesana bersama tanteku. Dan dari kantor aku hanya cemas, sambil berfikir sebenarnya apa yang terjadi. 

Ketika sore aku mendapatkan kabar bahwa ternyata ibu dan tanteku nyasar dan tidak jadi kesana. mereka bedua memang tidak terbiasa pergi jauh apalagi mencari alamat seperti ini. Aku panik, karna kami tidak jadi mendapat informasi apa-apa.

Sesampai aku di rumah, kami langsung mencari tahu tentang apa yang terjadi kepada salah satu teman yang menyertakan orang tua nya ikut juga.Dan darinya lah aku mendapat informasi bahwa ternyata uang kami di  bawa kabur oleh sang donator. 
Kaget, marah, berkecamuk! Kami sangat kecewa dengan hal ini. Memang waktu itu salah satu sepupuku bilang, kalo mau jadi donator kenapa gak sekalian aja gratisin orang, dan aku pun menghiraukan karna berfikir jika tidak menggunakan uang sama sekali pasti semua orang pingin ikut.

Lalu pertama kalinya aku dapat kabar dari si “teman”, ia meminta maaf dan berjanji akan mengembalikan uangnya. Aku yang saat itu masih emosional hanya berkata iya, dan meminta agar ia selalu memberi kabar tentang hal ini.
Bulan berlalu, dan ini sudah lewat beberapa bulan. Kabar untuk kakak ku di bulan Februari pun tidak ada, aku geram dan menyarankan ibu untuk menelfon orang tua si “teman” langsung.
Kebetulan aku tidak sendiri, aku dan kedua teman yang juga menjadi korban selalu berdiskusi tentang hal ini. Karena kami tidak pernah mendapatkan kejelasaan dari mereka.

Akhirnya , setelah 4 bulan masalah itu seperti terkubur begitu saja, aku dan teman-teman mutuskan untuk datang kerumah si “teman. Dan betapa jengkelnya aku mendengar penjelasannya yang berbelit-belit, dan masih tidak habis fikir dengan kebodohan mereka. Kami menutupi semuanya dengan tertawa-tawa dan bercanda hal-hal bodoh agar tidak emosi.

Iya uang kami yang kami berikan itu untuk di investasikan , dan ternyata investasinya gagal. Si donator penipu itu kabur. Jika dari awal kami tahu uang itu untuk investasi, sudah pasti 1000% aku tidak akan membiarkan uang kami masuk ke investasi yang tidak jelas seperti itu.

Berkedok agama, tapi aku lihat mereka seperti bermain judi dengan mempertaruhkan uang banyak orang. Disini bukan hanya salah si donator penipu, tapi juga salah si “teman “ dan orang tuanya yang menjerumuskan semua orang!

Ini tentu saja musibah untuk keluarga kami. Aku sebagai penjembatan mereka pun merasa beban dengan hal ini. Ibu yang selalu terlihat kuat dan selalu berfikiran positif bilang “Betapa baiknya Allah sama kita, kita di Tipu bukan hal-hal macem-macem tapi tentang ibadah loh. Kita gak pernah tau pahalanya.”

Aku tidak pernah bercerita hal ini ke teman-teman dekat ku, karena mungkin kalian akan mengejek kebodahanku ini. Tapi disini, aku berbagi supaya keteledoran kami tidak terulang karena ingat postinganku ini, dan hal ini tidak terjadi ke orang lain. Jika setelah ini kalian membaca, aku sudah cukup kuat mendengar kritik kalian karena musibah bisa datang ke siapa saja kan. Aku berdoa masalah ini lekas selesai, dan kami mendapatkan uang kami kembali. Total uang kami lebih dari 45 juta, dan itu bukan nominal yang sedikit untuk kami L

Minggu, 13 Januari 2013

Minggu, 06 Januari 2013

Semua Berawal dari Akademi Berbagi


Postingan pertama di 2013, aheeeeey…

Happy new year anyway anyone anywhere,,

Di tahun 2012 kemarin, aku sangat banyak belajar. Salah satunya aku memulai untuk ber organisasi dan gabung komunitas. Karena ternyata Hidup terlalu singkat kalo nggak bisa bersinergi, HAHAHA *gaya beneer baru tau kata sinergi..

 Awalnya gak pernah terbersit sama sekali untuk gabung organisasi dan semacamnya, karena dikuliah kebanyakan nongkrong, hehe.


Kebetulan waktu baru keluar dari kantor, dan gak ada kerjaan, Kakak meminta aku untuk ikut Akademi Berbagi. Tapi waktu itu masih gak tau apa itu akademi Berbagi. Tapi kata kakakku cari aja infonya di twiiter atau google.

Lumayan penasaran dan gak pake ragu-ragu, langsung dateng ke Akademi Berbagi yang kebetulan lagi ngadain kelas di Binus. Dan kebetulan waktu itu kelas pertamaku kelasnya @ndorokakung .

Dan disitulah, aku langsung jatuh cinta sama Akademi Berbagi.

Jadi langsung aja ya teman-teman.. Buat yang belum tau, Akademi Berbagi (Akber) ini adalah organisasi yang mengadakan kelas-kelas gratis setiap minggu yang mengusung tema-tema berbeda dan di Narasumberkan oleh pakar atau ahli-ahli.

Sekali langsung ketagihan, aku langsung  ikut kelas-kelas lainnya, yaitu iklan, creatif writing, menulis di social media, public relation, public speaking dll.

Aku bener-bener cinta sama Akademi Berbagi(Akber), dan kepikiran untuk jadi relawannya. karena pasti gak perlu ribet lagi kan daftar-daftar kelasnya, hehe

Kakakku juga menyarankan supaya aku bisa gabung sama tim relawan Akber, dan juga kebetulan aku lihat dari twitter akan ada Akademi Berbagi Bekasi (Akber Bks).

Disitu aku antusias sekali ingin bergabung, dan langsung mengirimkan email ke Akademi Berbagi pusat untuk menjadi relawan Akber Bekasi.

Dari Akber pusat aku diperkenalkan dengan sang Kepala Sekolah Akber Bekasi yaitu mbak Susi.

Tepatnya bulan Mei, yaitu di kelas Kewiraushaan bersama dr.Syarief.  Akademi berbagi Bekasi pertama dengan tema yang juga menarikku untuk datang menjadikan hari pertemuanku dengan Mbak Susi, juga relawan lainnya yaitu Mbak Tari, mbak Dita, Mbak Tyas, Donny, Yani, dan Iman.

Seneeeng banget disitu aku bisa kenal teman-teman baru dari background yang berbeda-beda, maklum selama ini dikantor punya ruang lingkup yang monoton. 

Pertama kali bertemu mereka, cermin diriku adalah anak yang pemalu, jaim dan terlihat alim. Hahahaha *digetok*

Kelas Pertama Akber Bekasi -  Aku disudut kanan
Bulan demi bulan aku belajar di Akberbks untuk berorganisasi yang ternyata gak gampang, dan pasti ada kerikil kecil dan besarpun juga ada. Sempet mau nyerah juga awalnya, tapi kebersamaan kami tak tergantikan. #haseek

Relawan satu persatu makin dekat dan dekat, relawanpun bertambah terus jumlahnya. Disini aku seperti menemukan keluarga baru. Banyak hal yang aku baru temui di Akberbks ini, mulai dari kenal dengan nara sumber yang hebat-hebat, mengenal relawan-relawan dari Bekasi maupun dari kota lain, mengenal komunitas-komunitas, hingga aku dapat membuka pola pikir baru jugaak. Pokoknya, Semuanya juga lebih ke networking baru!

Iya! Gak jarang di AkberBks kita berdiskusi hal-hal yang membuka pola fikir  lebih maju, apalagi disini juga jembatan untukku untuk bertemu orang-orang hebat dan bisa terpacu menjadi seperti mereka.

Di Akberbks juga aku jadi bisa belajar berbicara di depan orang banyak untuk menjadi pembuka dan penutup Kelas Akber.




Banyak pengalaman lainnya juga di Akber, karena di Akber kami harus mencari tempat yang dapat digunakan dengan gratis , maka tempat Akber kamipun selalu beragam, dari kantornya bu kepsek yang dulu, tempat-tempat les atau kampus-kampus seperti Bina Insani, Bani saleh, Unisma, Nurul Fikri, sampai berbagai restauran.

Sejauh ini selalu manfaat baik yang aku dapat di Akber. Makin suka berkomunitas, makin cinta sama Akber, makin sayang sama relawan-relawannya jugak (haha) semoga kedepan bisa dikasih kesempatan bertemu relawan Akber di berbagai kota dan berbagi suka duka. Sukses terus Akademi Berbagi!


Foto-foto Bareng Relawan





Foto Awal-awal AkberBks







Selasa, 25 Desember 2012

Kamis, 29 November 2012

dari miss.Random


Adaaa lagiiiii kejutaaaaan..
Kali ini terkejutan dengan corat-coretnya @clara_pi di notebook colourful saya, dia memilih coret-coret di kertas warna hijau, karna notebook saya itu memang terdiri dari 4 macam kertas yang saya buat sendiri, yaitu ada merah,kuning,hijau, dan biruu…
Kenapa bikin sendiri, karena kalo di took gak ada yang kaya ginii… hihi
Tadaaa.. ada apa di coretan clara ituu,
Kurang lebih dia nulis gini,

Dear my “Rommy Rafael”
It’s been almost 6 years, if I’m not mistaken we met when I joined STBA LIA.
At first, I thought you are an arrogant girl since your face have “flat-flat unexpressive mode”  (I hope you get what I mean) when You were talked about magazine or something like that, journalism, if you still remembered. Btw, did you realize that you are one of survival “friend” that I hope.
Miraclely, you always there when I am down and need your support. Love it. Cause maybe we did not event that close like me with others. But, when I am down and my soul so worried, you rise me up. You there to support me and “puk-puk” me.
I hated the fact that I’m not there in your biggest lost of your dad =(((((
I am in the middle of my “gone” myself. My structure was so bad, I know it. Sorry my bad. The thing is, God gives us his ways to our lives in different actualization. But you had already got what you want? Right? You don not stay in a big company, nine to five things huge salary but low friendship and family things.
Me? Yeah still with my rock and roll teaching world.
Btw, my dream about is making me as a crime in fashion so, you will what we called it? I forgot? Make over me in the way of paradigm and how I live my life rather than fashion. I meant it deeply when I said “You” ar my teacher of “Let it Go” a.k.a IKHLAS.
-Abundant thanks for still being my friend

And my thing is…….. Tertawa sekaliguus senyam-senyuum sama coretannya si miss random ini.
Thank you too friend…