Apa iya jadi Ibu sesederhana, terima uang belanja, lalu semua beres?
Menitipkan mereka di sekolah, lalu jadi baik?
Anak kucing saja dibesarkan dengan perasaan dan kasih sayang.
Tapi trauma besar itu, sepertinya aku pernah merepotkan orang lain karena tidak bisa membiayai diriku sendiri. Numpang hidup akutu. Akupun akan di hisab atas apa yang aku lakukan ini.
Sekarang disaat anak-anak harus men-switch otak mereka bersama Ibu yang sederhana, banyak gejolak yang mereka rasakan. Ibu mungkin baru bisa dititik ini, tapi Ibu yakin kejaiban dari Allah.
Kadang aku harus sakit karena aku bolak-balik anter jemput sekolah, belum lagi ketika sampai sekolah, mereka marah-marah karena tidak mau pulang. Kio Sano tidak betah di rumah.
Aku tinggal mereka untuk melakukan pekerjaan rumah, tapi sekarang mereka bukan lagi anak-anaku dengan berbagai ide. Otaknya hanya mau screen time, apalagi rumah kami terbatas 50 meter ini.
Aku juga harus menitipkan mereka ke Ibu ketika aku harus bekerja, apalagi aku baru memulai, jujur berat, tapi semoga Allah mudahkan.
Aku hidup masih mengandalkan Ibu, Kalau aku gunakan waktuku untuk bekerja, anak-anak pasti akan lebih membenciku. Sekarang saja mereka tidak sayang denganku, hanya Ibuku yang mengajarkan mereka untuk tidak marah-marah dan sayang sama aku. Aku pun tidak tahu aku sampai kapan bisa bekerja lepas begini.
Ada kalanya aku sangat kelelahan, tapi aku juga takut kehilangan anak-anak sebagai sumber tenaga dihidupku. Aku berdoa bisa kembali menjadi Ibu rumah tangga seutuhnya, Ibu-ibu normal, yang tidak lagi memikirkan uang kontrakan, penghasilan yang kini mungkin hanya bisa digunakan untuk jalan-jalan untuk numpang tidur di tempat enak.
Bismillah, 30 hari lagi usia baru, ada kabar bahagia! aamiin :)